ekonomi perbankan daud kalla

Senin, 23 Maret 2015

TUGAS ANGGARAN PERUSAHAAN “ANALISIS DAN PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK”



 


TUGAS ANGGARAN PERUSAHAAN
ANALISIS DAN PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK”
Description: Description: Description: D:\Dita_Perbanas\logo1.jpg
KELAS D
KELOMPOK 7
Nama Anggota :
Daud Y.L Kalla                                                       2012210439
Petronius Siri                                                           2012210535
Dewi Mar’atus                                                         2012210565
Iswanto                                                                    2012210572
Devi Ayu A.                                                             2012210596
Ratna Purnami                                                        2012210598
STIE PERBANAS SURABAYA
NOVEMBER 2014


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KATA PENGANTAR


Pertama – tama mari kita panjatkan puji dan syukur kepada tuhan YME, dengan kerja keras kami dapat menghasilkan karya yang dapat mengandung ilmu pengetahuan.
Materi dalam makalah ini memiliki pengetahuan yang sangat berarti bagi mahasiswa/i dan memiliki kandungan yang berarti agar mahasiswa/i bisa mengetahui tentang “Analisis dan Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik”. Makalah ini kami  buat hanya semata – mata untuk mencari ilmu.
Walaupun demikian, kami sangat sadar bahwa kerja keras kami masih memerlukan respon. Kritik atau saran yang menggugah, kami nantikan oleh bapak / ibu dosen, agar kami dapat menghasilkan karya yang lebih baik di masa yang akan datang.
Terakhir, kami ucapkan terima kasih kepada bapak / ibu dosen yang memberi kesempatan bagi kami untuk menyelesaikan tugas makalah ini yang akan membuat kami bisa mengerti ilmu yang dipelajari dan bermanfaat bagi masa depan.


Penulis







BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

 
Setiap bidang kegiatan produksi pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut. Umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah mendapatkanlaba atau keuntungan yang besar. Setiap kegiatan produksi membutuhkan biaya produksi karena biaya produksi ditujukan untuk memperoleh nilai ekonomis produk yang lebih tinggi. Oleh karena itu, setiap perusahaan membutuhkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik sangat penting karena merupakan salah satu teknik untuk menerapkan kebijakan-kebijakandalam pembebanan oleh suatu produk. Merupakan bagian dari proses perencanaan untuk menentukan tindakan bagi kegiatan produksi dimasa yang akan datang. Memberikan informasi untuk menentukan tindakan bagi kegiatan produksi. Memberikan gambaran bagi suatu perusahaan, disamping itu juga perusahaan membutuhkan analisis selisih.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.    Apa yang dimaksud biaya overhead pabrik ?
2.    Bagaimana cara penyusunan anggaran biaya obverhead pabrik?
3.    Bagaimana selisih biaya obverhead pabrik?
4.    Apa yang dimaksud anggran biaya distribusi?
5.    Bagaimana perencanaan besarnya anggaran?
6.    Apa yang dimaksud biaya umum dan administrasi?

C.    TUJUAN

1.      Menjelaskan pengertian biaya overhead pabrik
2.      Menjelaskan penyusunan anggaran biaya obverhead pabrik
3.      Menjelaskan selisih biaya anggaran overhead pabrik
4.      Menjelaskan pengertian biaya distribusi
5.      Menjelaskan pengertian biaya umum dan admnistrasi

BAB II

PEMBAHASAN

 

Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh perusahaan pada umumnya adalah keuntungan yang maksimal. Dalam usahanya untuk mencapai tingkat keuntungan yang maksimal, tingkat biaya perlu direncanakan secara sangat hati-hati, terutama hubungannya dengan:
ª      Proyeksi arus kas keluar
ª      Pengawasan biaya
Perencanaan biaya yang baik harus dipusatkan pada  hubungan antar tingkat pengeluaran dengan manfaat yang diperoleh dari pengeluaran tersebut. Kadang-kadang, untuk mendapatkan manfaat tertentu perusahaan harus mengeluarkan biaya yang cukup besar. Umpamanya sebuah perusahaan akhir-akhir ini perlu diadakan usaha-usahauntuk meningkatkan volume penjualan. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini tentu saja berupa peningkatan volume penjualan. Untuk itu perusahaan harus mengeluarkan biaya promosi dan distribusi yang sangat besar. Sebuah perusahaan lain melakukan penelitian pasar untuk mengetahui tingkah laku konsumen (consumers behaviour).
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini antara lain:
u Dapat diketahuinya market share yang dimiliki perusahaan
u Dapat diktahui siapa konsumen akhir barang yang dijual
u Dapat diketahui apa yang di inginkan konsumen dari barang yang dijual, dan lain-lain.
Dalam mengadakan perencanaan dan pengawasan biaya sangat perlu diketahui sifat-sifat biaya. Pada dasarnya menurut sifatnya dikenal 3 macam biaya yakni:
«  Biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya-biaya yang cenderung untuk bersifat constant secara total dari bulan ke bulan, tanpa terpengaru oleh volume kegiatan, dengan beberapa asuransi tertentu kebijaksanaan manajemen, periode waktu dan lain-lain.
Biaya-biaya yang termasuk kategori biaya tetap ini antara lain adalah: 
·         Gaji
·         Pajak kekayaan
·         Asuransi
·         Penyusutan (kecuali yang menggunakan performance method)
«  Biaya variabel (variabel cost) yaitu biaya-biaya yang secara total selalu mengalami perubahan, dimana perusahaan itu searah dan sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan. Dalam hal ini  tingkat perubahan kegiatan perusahaan dinyatakan dalam satuan aktivitas (aktivity base), seperti jam buruh langsung (DLH) jam mesin (DMH) dan unit barang (kg,liter dan lain-lain).
Biaya-biaya yang termasuk kategori biaya variabel antara lain adalah:
·         Biaya bahan mentah langsung
·         Biaya tenaga kerja langsung
·         Tenaga (power)
«  Biaya semi variabel (semi variabel cost) yaitu biaya-biaya yang tidak bersiat variabel. Biaya ini mengalami perubahan, tetapi tidak sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan.
Biaya-biaya yang termasuk dalam kategori biaya semi variabel antara lain adalah:
·         Biaya tenaga kerja tak langsung
·         Biaya pemeliharaan
·         Biaya peralatan
·         Biaya bahan mentah tak langsung dan lain-lain

A.    PENGERTIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

Biaya-biaya produksi yang tidak dapat di kategorikan kedalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung atau yang wujud riilnya adalah biaya bahan baku tidak langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung serta biaya pabrik lainnya dikelompokkan tersendiri yang disebut biaya overhead pabrik.
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi (di dalam pabrik) sangat kompleks jenisnya. Yang dikategorikan sebagai biaya-biaya overhead pabrik (factory overhead) adalah biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka proses produksi, kecuali biaya bahan mentah langsung dan tenaga kerja langsung. Begitu banyaknya jenis biaya-biaya yang terjadi di dalam pabrik, sehingga memerlukan perhatian khusus.

B.     PERENCANAAN BESARNYA ANGGARAN

Di dalam menentukan besarnya dana yang harus dianggaran untuk Anggaran Biaya Overhead Pabrik, terdapat dua permasalahan pokok yang perlu dipecahkan, yakni:
è Masalah penanggung jawab dalam perencanaan biaya.
Penanggung jawab perencanaan: di sini perlu diterapkan prinsip akuntansi pertanggung jawab (responsibility accounting) atau juga sering disebut prinsip Biaya Departemen Langsung (Direct Departmental Cost). Atas dasar prinsip ini di kenal dengan adanya pembagian menjadi departemen produksi dan departemen jasa untuk kegiatan yang dilakukan di pabrik.
       Departemen Produksi (Producing Department) yaitu bagian di pabrik yang bekerja mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau produksi akhir. Sehingga bagian ini dikatakan sebagai bagian yang secara langsung memproses barang jadi. Departemen Jasa (Service Department) yaitu bagian di pabrik yang menyediakan jasanya dan secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi jasa yang disediakan mungkin saja sebagian dipergunakan sendiri oleh bagian lain. Berdasarkan pembagian itulah maka dikenal dua macam biaya overhead pabrik yakni BOP -  langsung yang terjadi pada Departemen Produksi dan BOP – tidak langsung yang terjadi pada Departemen Jasa.
è Masalah menentukan jumlah biaya (anggaran)
Cara menentukan jumlah anggaran: masing-masing departemen (produksi dan jasa) berhak merencanakan biaya sesuai dengan jenis biaya yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing. Sedangkan untuk menentukan jumlahnya biaya masing-masing item maupun biaya keseluruhan bagi departemennya, kita perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
¥  Berdasarkan sifatnya biaya dibagi menjadi 3 macam yaitu jenis biaya fixed, jenis biaya variaberl dan jenis biaya semi variabel.
¥  Berdasarkan wewenang untuk menentukan anggaran

C.    ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK

Pada akhir suatu periode diketahui besarnya BOP yang sesungguhnya dan jumlah BOP yang dibebankan, langkah selanjutnya adalah menghiitung selisih BOP yang terdiri :


1.  Perhitungan selisih biaya overhead pabrik.
Dalam menghitung selisih BOP, harus membandingkan antara BOP sesungguhnya dengan BOP yang dibebankan, jika BOP sesungguhnya lebih besar dari BOP dibebankan disebut underapplied factory overhead yang sifatnya tidak menguntungkan sebaliknya bila biaya dibebankan lebih besar maka disebut overapplied factory overhead yang sifatnya menguntungkan atau laba.
2.  Analisis selisih BOP.
Selisih BOP yang timbul akan dianalisis kedalam 2 macam selisih yaitu :
a)  Selisih Anggaran
Selisih anggaran adalah selisih yang disebabkan oleh perbedaan antara BOP sesungguhnya dibandingkan budget BOP pada kapasitas sesungguhnya. Selisih anggaran dapat pula dihitung dari perbedaan BOP variabel sesungguhnya dibandingkan dengan budget BOP variabel pada kapasitas sesungguhnya.
Apabila BOP sesungguhnya lebih besar dibandingkan dengan fleksibel budget pada kapasitas sesungguhnya, maka selisih anggaran bersifat tidak menguntungkan. Sebaliknya apabila biaya overhead paabrik sesungguhnya lebih kecil maka selisih anggaran bersifat menguntungkan.
b)  Selisih Kapasitas
Selisih kapasitas berhubungan dengan BOP tetap yang disebabkan kapasitas sesungguhnya yang dicapai lebih kecil dibandingkan kapasitas yang dipakai untuk menghitung tarip.

D.    CONTOH KASUS

Selama proses produksi dalam tahun 1984, pada bagian jasa/pembantu akan timbul biaya overhead sebersar Rp. 1.000.000,00. Jasa yang disediakan, dipakai oleh berbagai bagian dengan proporsi :
Bagian Produksi I       : 40%
Bagian Produksi II      : 30%
Bagian Produksi III    : 30%
Dengan berdasarkan proporsi pemakaian jasa tersebut diatas maka biaya obverhead (Rp.1.000.000,00) dapat dialokasikan kemasing-masing bagian dengan perhitungan sebagai berikut :
Bagian
Perhitungan Alokasi Biaya
Alokasi Biaya Overhead Bagian Jasa/ Pembantu
Bagian Produksi I
40% x Rp1.000.000,00
Rp400.000,00
Bagian Produksi II
30% x Rp1.000.000,00
Rp300.000,00
Bagian Produksi III
30% x Rp1.000.000,00
Rp300.000,00

Pada PT GERONIMO, selama tahun 1984 diperkirakan akan timbul biaya obverhead sebesar sebagai berikut :
Bagian Produksi :
            Bagian Produksi I       Rp12.000.000,00
            Bagian Produksi II      Rp20.000.000,00
            Bagian Produksi III    Rp10.000.000,00
Bagian Jasa/Pembantu :
            Bagian Jasa/Pembantu I          Rp2.500.000,00
            Bagian Jasa/Pembantu II        Rp5.000.000,00
Jasa bagian Jasa/Pembantu digunakan oleh ketiga bagian Produksi dengan proporsi sebagai berikut :



Bagian Produksi
                      Bagian Jasa Pembantu


I
II
I
50%
45%
II
30%
30%
II
20%
25%

Dengan berdasarkan Proporsi pemakaian jasa diatas maka biaya obverhead bagian Jasa/Pembantu dapat dialokasikan sebagai berikut :
Keterangan
Bagian Produksi


Bagian Pembantu

Biaya overhead  1984
12.000.000
20.000.000
10.000.000
2.500.000
5.000.000
Alokasi biaya overhead bagian jasa :
Bagian Jasa I
Bagian Jasa II


1.250.000
2.250.000


750.000
1.500.000


500.000
1.250.000


(2.500.000)
-


(5.000.000)
(5.000.000)
Jumlah Biaya Overhead
15.500.000
22.250.000
11.750.000
0,00
0,00

Dari contoh yang tampak diatas bahwa bagian Jasa/Pembantu tidak memakai jasanya sendiri, sehingga kedua bagian Jasa/Pembantu tidak dibebani biaya overhead. Dalam beberapa literature Akuntansi Biaya dibahas secara terperinci tentang cara-cara pembebanan biaya overhead bagian jasa/pembantu, apabila diantara bagian-bagian jasa itu sendiri terjadi tukar menukar jasa. Clean Cost concept sebetulnya dapat pula dipakai untuk kasus seperti ini, seperti pada contoh penyusunan Budget Overhead pada bab ini juga.

E.     PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik secara terperinci dapat dipelajari dari contoh berikut :
      PT GITA BAHARI memprodusir dua macam barang yang diberi nama jenis “X” dan “Y”. Pada pabrik terdapat tiga bagian produksi dan tiga bagian jasa/pembantu yakni :
Bagian Produksi :
            Bagian Produksi I
            Bagian Produksi II
            Bagian Produksi III
Bagian Jasa/Pembantu :
            Bagian Umum dan Administrasi Pabrik
            Bagian Pembangkit Tenaga Listrik
            Bagian Reparasi
      Pabrik menempati sebuah bangunan besar bersama-sama dengan 2 bagian lain, yakni bagian penjualan dan bagian umum, dengan perbandingan luas lantai sebagai berikut :
            60% dipakai pabrik
            20% dipakai bagian penjualan
            20% dipakai bagian umum
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk bangunan ini dibebankan kepada bagian tersebut dengan dasar perbandingan luas lantai. Satuan kegiatan pada bagian pabrik adalah sebagai berikut :

Bagian
Satuan Kegiatan
Produksi ( I, II, II )
Jam buruh langsung (DLH)
Umum dan Administrasi Pabrik
Jam buruh langsung (DLH)
Pembakit Tenaga Listrik
Kilowatt hours (KWH)
Reparasi
Jam reparasi langsung (DRH)

Dari Anggaran Produksi, didapat data tentang rencana produksi tahun 1984 sebagai berikut :
Bulan dan Kuartal
                                        Barang


X
Y
Januari
70.000
34.000
Febuari
80.000
36.000
Maret
80.000
38.000
Kuartal II
240.000
140.000
Kuartal III
230.000
127.000
Kuartal IV
260.000
145.000
Jumlah
960.000
520.000

Dari Anggaran Tenaga Kerja, diperoleh data tentang rencana jam buruh langsung (DLH) untuk bagian Produksi sebagai berikut :



ANGGARAN TENAGA KERJA
Bulan dan Kuartal

Bagian Produksi I

Bagian Produksi II


Bagian Produksi III













X
Y
Jumlah DLH
X
Y
Jumlah DLH
X
Y
Jumlah DLH
Januari
28.000
6.800
34.800
14.000
-
14.000
28.000
6.800
34.800
Febuari
32.000
7.200
39.200
16.000
-
16.000
32.000
7.200
39.200
Maret
32.000
7.600
39.600
16.000
-
16.000
32.000
7.600
39.600
Kuartal II
96.000
28.000
124.000
48.000
-
48.000
96.000
28.000
124.000
Kuartal III
92.000
25.400
117.400
46.000
-
46.000
92.000
25.400
117.400
Kuartal IV
104.000
29.000
133.000
52.000
-
52.000
104.000
29.000
133.000
Jumlah
384.000
104.000
488.000
192.000
-
192.000
384.000
104.000
488.000

Catatan :
Barang X diproses melalui bagian produksi I, II, III. Sedangkan barang Y hanya melalui bagian Produksi II dan III.
Dengan berdasarkan pengalaman pada waktu-waktu lampau dan memperhatikan rencana produksi, maka kepala bagian Jasa/Pembantu membuat rencana tingkat kegiatan bagian Pembangkit Tenaga Listrik dan bagian Reparasi sebagai berikut :



Bulan dan Kuartal
Bagian Pembangkit Tenaga Listrik (KWH)
Bagian Reparasi (DRH)
Januari
1.450.000
290
Februari
1.600.000
330
Maret
1.600.000
320
Kuartal II
5.100.000
1.000
Kuartal III
4.800.000
970
Kuartal IV
5.450.000
1.090
Jumlah
20.000.000
4.000

Dalam mengalokasikan biaya gedung dan biaya overhead bagian Jasa/pembantu digunakan pendekatan Direct Departmental Cost, dengan berdasarkan proporsi sebagai berikut :
1)      Biaya gedung 60% dari biaya gedung dibebankan kepada bagian-bagian dalam Pabrik, dengan proporsi sebagai berikut :

Bagian
Persentase
Bagian Jasa/Pembantu
-          Bagian Pembakit tenaga listrik
-          Bagian Reparasi
Bagian Produksi
-          Bagian Produksi I
-          Bagian Produksi II
-          Bagian Produksi III

10%
5%

36,89%
18,312%
29,798%
Jumlah
100%

2)      Jasa bagian umum dan administrasi pabrik, digunakan bagian-bagian lain dengan proporsi sebagai berikut :
Bagian
Persentase
Bagian Jasa/Pembantu
Bagian Pembakit Tenaga Listrik
Bagian Reparasi
Bagian Produksi
Bagian Produksi I
Bagian Produksi II
Bagian Produksi III

10%
10%

50%
10%
20%
Jumlah
100%

3)      Jasa bagian Pembakit Tenaga Listrik digunakan oleh bagian-bagian lain dengan proporsi sebagai berikut ;
Bagian
Kilowatt Hours
Bagian Jasa/Pembantu
Bagian Reparasi
Bagian Produksi :
Bagian Produksi I
Bagian Produksi II
Bagian Produksi III 

500.000

10.000.000
5.000.000
4.500.000
Jumlah
20.000.000

4)      Jasa bagian Reparasi digunakan oleh bagian-bagian lain dengan proporsi sebagai berikut :

Bagian
Jam Reparasi Langsung (DRH)
Bagian Produksi I
Bagian Produksi II
Bagian Produksi III
1.600
800
1.600
Jumlah
4.000

Biaya gedung yang akan terjadi selama tahun 1984 diperkirakan sebagai berikut :
Bulan dan Kuartal
Biaya Gedung
Januari
Februari
Maret
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
13.200
12.300
12.220
36.380
37.000
38.900
Jumlah
150.000

F.     ANGGARAN BIAYA DISTRIBUSI

Biaya distribusi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memasarkan barang atau menyampaikan barang ke pasar. Termasuk kedalamnya adalah:
Ø  Biaya tenaga kerja bagian penjualan, yang terdiri dari:
ª      Pengawas penjualan (supervisor)
ª       Tenaga penjual (salesman)
ª      Pegawai kantor penjualan
Ø  Biaya angkut (freigh), dalam hal ini biaya pengangkutan barang jadi dari pabrik ke pasar.
Ø  Biaya perjalanan yang terdiri dari:
ª      Biaya transport petugas penjualan
ª      Biaya penginapan petugas penjualan
ª      Biaya konsumsi petugas penjualan
Ø  Biaya telepon, dalam hal ini biaya telepon yang dikeluarkan untuk kepentingan penjualan barang.
Ø  Komisi yaitu uang yang diberikan kepada orang-orang tertentu yang telah ikut berjasa dalam transaksi jual beli barang, mungkin juga para salesman sendiri dan pihak-pihak lain.
Ø  Penyusutan alat-alat kantor bagian penjualan.
Ø  Biaya administrasi penjualan
Ø   Biaya asuransi
Ø  Pajak
Ø  Biaya advertensi dan promosi

Dalam bagian yang membicarakan Anggaran Komprehensif telah dikatakan bahwa biaya advertensi dan promosi harus disusun tersendiri lebih dahulu, sebagai Anggaran Biaya Advertensi (termasuk anggaran type Appropriasi).







PT MERCUSUAR
Anggaran Biaya Advertensi dan Promosi
1984
(dalam ratusan rupiah)
Daerah Penjualan
Biaya Advertensi dan Promosi
Kantor Pusat
Jawa Barat + DKI
Jawa Tengah
Jawa Timur
60.000
24.000
36.000
12.000
Jumlah
132.000

Angka-angka dalam anggaran biaya advertensi diatas kemudian dimasukkan pada budget biaya distribusi untuk masing-masing penjualan. Pendekatan dalam merencanakan besarnya biaya distribusi :
Untuk merencanakan besarnya biaya distribusi digunakan berbagai cara pemdekatan yaitu :
a)      Diperkirakan secara langsung. Cara ini sangat subyektif sifatnya sehingga banyak sekali kelemahan-kelemahannya.
b)      Dengan mempertimbangkan keadaan persaingan. Pada dasarnya apabila tingkat persaingan dirasakan makin ketat, maka biaya distribusi terpaksa diperbesar, terutama untuk biaya advertensi dan promosi.
c)      Dengan menentukan persentase tertentu dari penjualan. Umpamanya ditetapkan biaya distribusi per bulan selama tahun 1984 adalah 10% dari penerimaan penjualan bulan-bulan yang bersangkutan.
d)     Dengan menentukan jumlah tertentu untuk setiap unit barang yang terjual. Umpamanya ditetapkan bahwa setiap unit barang disediakan anggaran biaya distribusi sebesar Rp.10,00
e)      Dengan memperhatikan tingkat keuntungan tahun lalu. Apabila keuntungan tahun yang lalu besar, maka biaya distribusi untuk tahun berikutnya juga besar, karena pesaing-pesaing yang dihadapi akan lebih banyak.
f)       Berdasarkan Return on Investment yaitu imbangan antara tingkatan keuntungan dengan investasi. Umpamanya Biaya Distribusi untuk tahun 1984 ditetapkan 10% dari keuntungan yang diharapkan.
g)      Task method: dalam metode ini kegiatan promosi yang akan dijalankan diperinci. Tujuan yang ingin dicapai dengan kegiatan ini ditentukan. Sehingga apabila digunakan pendekatan ini budget biaya advertensi harus disusun secara sempurna terlebih dahulu. Perlu diperhatikan bahwa tujuan yang ingin dicapai dengan dilakukan kegiatan advertensi dan promosi adalah tingkat keuntungan yang maksimal, bukan tingkat penjualan yang maksimal.
Manfaat Penyusunan Anggaran Biaya Distribusi  
Penyusunan anggaran biaya distribusi mendatangkan manfaat yang besar bagi perusahaan, terutama dalam hal :
«  Perencanaan
«  Koordinasi
«  Pengawasan
Dalam bidang perencanaan, dengan disusunnya anggaran biaya distribusi maka perusahaan dihadapkan pada keharusan untuk merencanakan secara terperinci biaya-biaya yang akan dikeluarkan. Dilain pihak, anggaran biaya distribusi dapat dipakai sebagai alat koordinasi bagian penjualan. Semua petugas penjualan, baik pengawasan penjualan maupun tenaga salesmen dapat bekerja sama untuk merencanakan kegiatan promosi. Anggaran biaya distribusi juga bermanfaat sebagai alat pengawasan. Penyimpanan biaya distribusi dari rencana (misalnya menjadi terlalu besar) kadang-kadang mengakibatkan kenaikan harga jual barang.

G.    ANGGARAN BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI

Biaya-biaya yang dikategorikan sebagai biaya administrasi adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam kegiatannya, selain biaya-biaya pabrik dan biaya distribusi. Pada perusahaan-perusahaan yang relative besar, biaya administrasi timbul pada bagian-bagian : admnistrasi, pembukuan, perbekalan, dan bagian staf. Sehingga Anggaran Biaya Administrasi secara keseluruhan, mencakup :
ª      Biaya untuk Direksi dan staf, termasuk gaji, bonus tahunan, biaya perjalanan, biaya representasi, dan biaya administrasi kantor Direksi.
ª      Biaya Departemen Keuangan yang meliputi gaji dan dana kesejahteraan, biaya perjalanan dan biaya administrasi departemen, biaya penyusutan aktiva tetap.
ª      Biaya Departemen Umum dan Administrasi yang meliputi gaji dan dana kesejahteraan, biaya penjualan, biaya komunikasi ( telepon, telegram, telex ), asuransi pegawai, penyusutan macam-macam aktiva tetap, listrik dan air.














DAFTAR PUSTAKA

Agus Ahyari. (1989). Anggaran Perusahaan: Pendekatan kuantitatif. (Buku I). Yogyakarta: BPFE.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar