TUGAS ANGGARAN PERUSAHAAN
“ANALISIS DAN PENYUSUNAN ANGGARAN
BIAYA OVERHEAD PABRIK”
KELAS D
KELOMPOK 7
Nama
Anggota :
Daud Y.L Kalla 2012210439
Petronius Siri 2012210535
Dewi Mar’atus 2012210565
Iswanto 2012210572
Devi Ayu A. 2012210596
Ratna Purnami 2012210598
STIE
PERBANAS SURABAYA
NOVEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Pertama
– tama mari kita panjatkan puji dan syukur kepada tuhan YME, dengan kerja keras
kami dapat menghasilkan karya yang dapat mengandung ilmu pengetahuan.
Materi
dalam makalah ini memiliki pengetahuan yang sangat berarti bagi mahasiswa/i dan
memiliki kandungan yang berarti agar mahasiswa/i bisa mengetahui tentang “Analisis dan Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik”.
Makalah ini kami buat hanya semata –
mata untuk mencari ilmu.
Walaupun
demikian, kami sangat sadar bahwa kerja keras kami masih memerlukan respon.
Kritik atau saran yang menggugah, kami nantikan oleh bapak / ibu dosen, agar
kami dapat menghasilkan karya yang lebih baik di masa yang akan datang.
Terakhir,
kami ucapkan terima kasih kepada bapak / ibu dosen yang memberi kesempatan bagi
kami untuk menyelesaikan tugas makalah ini yang akan membuat kami bisa mengerti
ilmu yang dipelajari dan bermanfaat bagi masa depan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap bidang kegiatan produksi pasti mempunyai tujuan
yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut. Umumnya tujuan utama suatu
perusahaan adalah mendapatkanlaba atau keuntungan yang besar. Setiap kegiatan
produksi membutuhkan biaya produksi karena biaya produksi ditujukan untuk
memperoleh nilai ekonomis produk yang lebih tinggi. Oleh karena itu,
setiap perusahaan membutuhkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik.Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik sangat penting karena merupakan salah
satu teknik untuk menerapkan kebijakan-kebijakandalam pembebanan oleh suatu
produk. Merupakan bagian dari proses perencanaan untuk menentukan tindakan bagi
kegiatan produksi dimasa yang akan datang. Memberikan informasi untuk
menentukan tindakan bagi kegiatan produksi. Memberikan gambaran bagi suatu
perusahaan, disamping itu juga perusahaan membutuhkan analisis selisih.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud
biaya overhead pabrik ?
2. Bagaimana
cara penyusunan anggaran biaya obverhead pabrik?
3. Bagaimana selisih biaya obverhead
pabrik?
4. Apa
yang dimaksud anggran biaya distribusi?
5. Bagaimana perencanaan besarnya
anggaran?
6. Apa yang dimaksud biaya umum dan
administrasi?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian biaya
overhead pabrik
2. Menjelaskan penyusunan
anggaran biaya obverhead pabrik
3. Menjelaskan selisih biaya
anggaran overhead pabrik
4. Menjelaskan
pengertian biaya distribusi
5. Menjelaskan
pengertian biaya umum dan admnistrasi
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan
akhir yang ingin dicapai oleh perusahaan pada umumnya adalah keuntungan yang
maksimal. Dalam usahanya untuk mencapai tingkat keuntungan yang maksimal,
tingkat biaya perlu direncanakan secara sangat hati-hati, terutama hubungannya
dengan:
ª
Proyeksi
arus kas keluar
ª
Pengawasan
biaya
Perencanaan
biaya yang baik harus dipusatkan pada hubungan antar tingkat pengeluaran
dengan manfaat yang diperoleh dari pengeluaran tersebut. Kadang-kadang, untuk
mendapatkan manfaat tertentu perusahaan harus mengeluarkan biaya yang cukup
besar. Umpamanya sebuah perusahaan akhir-akhir ini perlu diadakan
usaha-usahauntuk meningkatkan volume penjualan. Manfaat yang diperoleh dari
kegiatan ini tentu saja berupa peningkatan volume penjualan. Untuk itu
perusahaan harus mengeluarkan biaya promosi dan distribusi yang sangat besar.
Sebuah perusahaan lain melakukan penelitian pasar untuk mengetahui tingkah laku
konsumen (consumers behaviour).
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini antara lain:
u
Dapat
diketahuinya market share yang dimiliki perusahaan
u
Dapat
diktahui siapa konsumen akhir barang yang dijual
u
Dapat
diketahui apa yang di inginkan konsumen dari barang yang dijual, dan lain-lain.
Dalam
mengadakan perencanaan dan pengawasan biaya sangat perlu diketahui sifat-sifat
biaya. Pada dasarnya menurut sifatnya dikenal 3 macam biaya yakni:
«
Biaya
tetap (fixed cost) yaitu biaya-biaya yang cenderung untuk bersifat constant
secara total dari bulan ke bulan, tanpa terpengaru oleh volume kegiatan, dengan
beberapa asuransi tertentu kebijaksanaan manajemen, periode waktu dan
lain-lain.
Biaya-biaya yang termasuk kategori
biaya tetap ini antara lain adalah:
·
Gaji
·
Pajak
kekayaan
·
Asuransi
·
Penyusutan
(kecuali yang menggunakan performance method)
«
Biaya
variabel (variabel cost) yaitu biaya-biaya yang secara total selalu mengalami
perubahan, dimana perusahaan itu searah dan sebanding dengan perubahan tingkat
kegiatan. Dalam hal ini tingkat perubahan kegiatan perusahaan dinyatakan
dalam satuan aktivitas (aktivity base), seperti jam buruh langsung (DLH) jam
mesin (DMH) dan unit barang (kg,liter dan lain-lain).
Biaya-biaya yang termasuk kategori
biaya variabel antara lain adalah:
·
Biaya
bahan mentah langsung
·
Biaya
tenaga kerja langsung
·
Tenaga
(power)
«
Biaya
semi variabel (semi variabel cost) yaitu biaya-biaya yang tidak bersiat
variabel. Biaya ini mengalami perubahan, tetapi tidak sebanding dengan
perubahan tingkat kegiatan.
Biaya-biaya yang termasuk dalam
kategori biaya semi variabel antara lain adalah:
·
Biaya
tenaga kerja tak langsung
·
Biaya
pemeliharaan
·
Biaya
peralatan
·
Biaya
bahan mentah tak langsung dan lain-lain
A. PENGERTIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Biaya-biaya produksi
yang tidak dapat di kategorikan kedalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung atau yang wujud riilnya adalah biaya bahan baku tidak langsung dan
biaya tenaga kerja tidak langsung serta biaya pabrik lainnya dikelompokkan
tersendiri yang disebut biaya overhead pabrik.
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi (di dalam pabrik)
sangat kompleks jenisnya. Yang dikategorikan sebagai biaya-biaya overhead
pabrik (factory overhead) adalah biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam rangka proses produksi, kecuali biaya bahan mentah langsung
dan tenaga kerja langsung. Begitu banyaknya jenis biaya-biaya yang terjadi di
dalam pabrik, sehingga memerlukan perhatian khusus.
B. PERENCANAAN BESARNYA ANGGARAN
Di dalam
menentukan besarnya dana yang harus dianggaran untuk Anggaran Biaya Overhead
Pabrik, terdapat dua permasalahan pokok yang perlu dipecahkan, yakni:
è
Masalah
penanggung jawab dalam perencanaan biaya.
Penanggung
jawab perencanaan: di sini perlu diterapkan prinsip akuntansi pertanggung jawab
(responsibility accounting) atau juga sering disebut prinsip Biaya Departemen
Langsung (Direct Departmental Cost). Atas dasar prinsip ini di kenal dengan
adanya pembagian menjadi departemen produksi dan departemen jasa untuk kegiatan
yang dilakukan di pabrik.
Departemen Produksi (Producing Department) yaitu bagian di pabrik yang bekerja
mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau produksi akhir. Sehingga bagian
ini dikatakan sebagai bagian yang secara langsung memproses barang jadi.
Departemen Jasa (Service Department) yaitu bagian di pabrik yang menyediakan
jasanya dan secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi jasa yang
disediakan mungkin saja sebagian dipergunakan sendiri oleh bagian lain.
Berdasarkan pembagian itulah maka dikenal dua macam biaya overhead pabrik yakni
BOP - langsung yang terjadi pada Departemen Produksi dan BOP – tidak
langsung yang terjadi pada Departemen Jasa.
è
Masalah
menentukan jumlah biaya (anggaran)
Cara
menentukan jumlah anggaran: masing-masing departemen (produksi dan jasa) berhak
merencanakan biaya sesuai dengan jenis biaya yang menjadi tanggung jawabnya
masing-masing. Sedangkan untuk menentukan jumlahnya biaya masing-masing item
maupun biaya keseluruhan bagi departemennya, kita perlu memperhatikan hal-hal
berikut ini:
¥
Berdasarkan
sifatnya biaya dibagi menjadi 3 macam yaitu jenis biaya fixed, jenis biaya
variaberl dan jenis biaya semi variabel.
¥
Berdasarkan
wewenang untuk menentukan anggaran
C. ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK
Pada akhir suatu periode diketahui
besarnya BOP yang sesungguhnya dan jumlah BOP yang dibebankan, langkah
selanjutnya adalah menghiitung selisih BOP yang terdiri :
1. Perhitungan selisih biaya overhead pabrik.
Dalam
menghitung selisih BOP, harus membandingkan antara BOP sesungguhnya dengan BOP
yang dibebankan, jika BOP sesungguhnya lebih besar dari BOP dibebankan disebut
underapplied factory overhead yang sifatnya tidak menguntungkan sebaliknya bila
biaya dibebankan lebih besar maka disebut overapplied factory overhead yang
sifatnya menguntungkan atau laba.
2. Analisis selisih BOP.
Selisih
BOP yang timbul akan dianalisis kedalam 2 macam selisih yaitu :
a) Selisih Anggaran
Selisih
anggaran adalah selisih yang disebabkan oleh perbedaan antara BOP sesungguhnya
dibandingkan budget BOP pada kapasitas sesungguhnya. Selisih anggaran dapat
pula dihitung dari perbedaan BOP variabel sesungguhnya dibandingkan dengan
budget BOP variabel pada kapasitas sesungguhnya.
Apabila
BOP sesungguhnya lebih besar dibandingkan dengan fleksibel budget pada
kapasitas sesungguhnya, maka selisih anggaran bersifat tidak menguntungkan.
Sebaliknya apabila biaya overhead paabrik sesungguhnya lebih kecil maka selisih
anggaran bersifat menguntungkan.
b) Selisih Kapasitas
Selisih
kapasitas berhubungan dengan BOP tetap yang disebabkan kapasitas sesungguhnya
yang dicapai lebih kecil dibandingkan kapasitas yang dipakai untuk menghitung
tarip.
D. CONTOH KASUS
Selama proses produksi dalam tahun 1984, pada bagian jasa/pembantu akan
timbul biaya overhead sebersar Rp. 1.000.000,00. Jasa yang disediakan, dipakai
oleh berbagai bagian dengan proporsi :
Bagian Produksi I : 40%
Bagian Produksi II : 30%
Bagian Produksi III : 30%
Dengan berdasarkan proporsi pemakaian jasa tersebut diatas maka biaya
obverhead (Rp.1.000.000,00) dapat dialokasikan kemasing-masing bagian dengan
perhitungan sebagai berikut :
Bagian
|
Perhitungan
Alokasi Biaya
|
Alokasi
Biaya Overhead Bagian Jasa/ Pembantu
|
Bagian Produksi I
|
40% x Rp1.000.000,00
|
Rp400.000,00
|
Bagian Produksi II
|
30% x Rp1.000.000,00
|
Rp300.000,00
|
Bagian Produksi III
|
30% x Rp1.000.000,00
|
Rp300.000,00
|
Pada PT GERONIMO, selama tahun 1984 diperkirakan akan timbul biaya
obverhead sebesar sebagai berikut :
Bagian Produksi :
Bagian Produksi I Rp12.000.000,00
Bagian Produksi II Rp20.000.000,00
Bagian Produksi III Rp10.000.000,00
Bagian Jasa/Pembantu :
Bagian Jasa/Pembantu I Rp2.500.000,00
Bagian Jasa/Pembantu
II Rp5.000.000,00
Jasa bagian Jasa/Pembantu digunakan oleh ketiga bagian Produksi dengan
proporsi sebagai berikut :
Bagian Produksi
|
Bagian Jasa Pembantu
|
|
|
I
|
II
|
I
|
50%
|
45%
|
II
|
30%
|
30%
|
II
|
20%
|
25%
|
Dengan berdasarkan Proporsi pemakaian jasa diatas maka biaya obverhead
bagian Jasa/Pembantu dapat dialokasikan sebagai berikut :
Keterangan
|
Bagian
Produksi
|
|
|
Bagian
Pembantu
|
|
Biaya overhead 1984
|
12.000.000
|
20.000.000
|
10.000.000
|
2.500.000
|
5.000.000
|
Alokasi biaya overhead
bagian jasa :
Bagian Jasa I
Bagian Jasa II
|
1.250.000
2.250.000
|
750.000
1.500.000
|
500.000
1.250.000
|
(2.500.000)
-
|
(5.000.000)
(5.000.000)
|
Jumlah Biaya Overhead
|
15.500.000
|
22.250.000
|
11.750.000
|
0,00
|
0,00
|
Dari contoh yang tampak diatas bahwa bagian Jasa/Pembantu tidak memakai
jasanya sendiri, sehingga kedua bagian Jasa/Pembantu tidak dibebani biaya
overhead. Dalam beberapa literature Akuntansi Biaya dibahas secara terperinci
tentang cara-cara pembebanan biaya overhead bagian jasa/pembantu, apabila
diantara bagian-bagian jasa itu sendiri terjadi tukar menukar jasa. Clean Cost
concept sebetulnya dapat pula dipakai untuk kasus seperti ini, seperti pada
contoh penyusunan Budget Overhead pada bab ini juga.
E. PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik secara terperinci dapat
dipelajari dari contoh berikut :
PT
GITA BAHARI memprodusir dua macam barang yang diberi nama jenis “X” dan “Y”.
Pada pabrik terdapat tiga bagian produksi dan tiga bagian jasa/pembantu yakni :
Bagian Produksi :
Bagian Produksi I
Bagian Produksi II
Bagian Produksi III
Bagian
Jasa/Pembantu :
Bagian Umum dan Administrasi Pabrik
Bagian Pembangkit Tenaga Listrik
Bagian Reparasi
Pabrik menempati sebuah
bangunan besar bersama-sama dengan 2 bagian lain, yakni bagian penjualan dan
bagian umum, dengan perbandingan luas lantai sebagai berikut :
60% dipakai pabrik
20% dipakai bagian
penjualan
20% dipakai bagian
umum
Biaya-biaya
yang dikeluarkan untuk bangunan ini dibebankan kepada bagian tersebut dengan
dasar perbandingan luas lantai. Satuan kegiatan pada bagian pabrik adalah
sebagai berikut :
Bagian
|
Satuan
Kegiatan
|
Produksi ( I, II, II )
|
Jam buruh langsung (DLH)
|
Umum dan Administrasi Pabrik
|
Jam buruh langsung (DLH)
|
Pembakit Tenaga Listrik
|
Kilowatt hours (KWH)
|
Reparasi
|
Jam reparasi langsung
(DRH)
|
Dari
Anggaran Produksi, didapat data tentang rencana produksi tahun 1984 sebagai
berikut :
Bulan
dan Kuartal
|
Barang
|
|
|
X
|
Y
|
Januari
|
70.000
|
34.000
|
Febuari
|
80.000
|
36.000
|
Maret
|
80.000
|
38.000
|
Kuartal II
|
240.000
|
140.000
|
Kuartal III
|
230.000
|
127.000
|
Kuartal IV
|
260.000
|
145.000
|
Jumlah
|
960.000
|
520.000
|
Dari
Anggaran Tenaga Kerja, diperoleh data tentang rencana jam buruh langsung (DLH)
untuk bagian Produksi sebagai berikut :
ANGGARAN TENAGA KERJA
Bulan dan Kuartal
|
|
Bagian Produksi I
|
|
Bagian Produksi II
|
|
|
Bagian Produksi III
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X
|
Y
|
Jumlah DLH
|
X
|
Y
|
Jumlah DLH
|
X
|
Y
|
Jumlah DLH
|
Januari
|
28.000
|
6.800
|
34.800
|
14.000
|
-
|
14.000
|
28.000
|
6.800
|
34.800
|
Febuari
|
32.000
|
7.200
|
39.200
|
16.000
|
-
|
16.000
|
32.000
|
7.200
|
39.200
|
Maret
|
32.000
|
7.600
|
39.600
|
16.000
|
-
|
16.000
|
32.000
|
7.600
|
39.600
|
Kuartal II
|
96.000
|
28.000
|
124.000
|
48.000
|
-
|
48.000
|
96.000
|
28.000
|
124.000
|
Kuartal III
|
92.000
|
25.400
|
117.400
|
46.000
|
-
|
46.000
|
92.000
|
25.400
|
117.400
|
Kuartal IV
|
104.000
|
29.000
|
133.000
|
52.000
|
-
|
52.000
|
104.000
|
29.000
|
133.000
|
Jumlah
|
384.000
|
104.000
|
488.000
|
192.000
|
-
|
192.000
|
384.000
|
104.000
|
488.000
|
Catatan
:
Barang
X diproses melalui bagian produksi I, II, III. Sedangkan barang Y hanya melalui
bagian Produksi II dan III.
Dengan
berdasarkan pengalaman pada waktu-waktu lampau dan memperhatikan rencana
produksi, maka kepala bagian Jasa/Pembantu membuat rencana tingkat kegiatan
bagian Pembangkit Tenaga Listrik dan bagian Reparasi sebagai berikut :
Bulan
dan Kuartal
|
Bagian
Pembangkit Tenaga Listrik (KWH)
|
Bagian
Reparasi (DRH)
|
Januari
|
1.450.000
|
290
|
Februari
|
1.600.000
|
330
|
Maret
|
1.600.000
|
320
|
Kuartal II
|
5.100.000
|
1.000
|
Kuartal III
|
4.800.000
|
970
|
Kuartal IV
|
5.450.000
|
1.090
|
Jumlah
|
20.000.000
|
4.000
|
Dalam
mengalokasikan biaya gedung dan biaya overhead bagian Jasa/pembantu digunakan
pendekatan Direct Departmental Cost, dengan berdasarkan proporsi sebagai
berikut :
1)
Biaya gedung 60% dari biaya gedung dibebankan
kepada bagian-bagian dalam Pabrik, dengan proporsi sebagai berikut :
Bagian
|
Persentase
|
Bagian
Jasa/Pembantu
-
Bagian Pembakit tenaga
listrik
-
Bagian Reparasi
Bagian
Produksi
-
Bagian Produksi I
-
Bagian Produksi II
-
Bagian Produksi III
|
10%
5%
36,89%
18,312%
29,798%
|
Jumlah
|
100%
|
2)
Jasa bagian umum dan administrasi pabrik,
digunakan bagian-bagian lain dengan proporsi sebagai berikut :
Bagian
|
Persentase
|
Bagian Jasa/Pembantu
Bagian Pembakit Tenaga Listrik
Bagian Reparasi
Bagian Produksi
Bagian Produksi I
Bagian Produksi II
Bagian Produksi III
|
10%
10%
50%
10%
20%
|
Jumlah
|
100%
|
3)
Jasa bagian Pembakit Tenaga Listrik digunakan oleh
bagian-bagian lain dengan proporsi sebagai berikut ;
Bagian
|
Kilowatt
Hours
|
Bagian Jasa/Pembantu
Bagian Reparasi
Bagian Produksi :
Bagian Produksi I
Bagian Produksi II
Bagian Produksi III
|
500.000
10.000.000
5.000.000
4.500.000
|
Jumlah
|
20.000.000
|
4)
Jasa bagian Reparasi digunakan oleh bagian-bagian
lain dengan proporsi sebagai berikut :
Bagian
|
Jam Reparasi Langsung
(DRH)
|
Bagian
Produksi I
Bagian
Produksi II
Bagian
Produksi III
|
1.600
800
1.600
|
Jumlah
|
4.000
|
Biaya
gedung yang akan terjadi selama tahun 1984 diperkirakan sebagai berikut :
Bulan
dan Kuartal
|
Biaya
Gedung
|
Januari
Februari
Maret
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
|
13.200
12.300
12.220
36.380
37.000
38.900
|
Jumlah
|
150.000
|
F. ANGGARAN BIAYA DISTRIBUSI
Biaya
distribusi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memasarkan
barang atau menyampaikan barang ke pasar. Termasuk kedalamnya adalah:
Ø
Biaya
tenaga kerja bagian penjualan, yang terdiri dari:
ª
Pengawas
penjualan (supervisor)
ª
Tenaga penjual (salesman)
ª
Pegawai
kantor penjualan
Ø
Biaya
angkut (freigh), dalam hal ini biaya pengangkutan barang jadi dari pabrik ke
pasar.
Ø
Biaya
perjalanan yang terdiri dari:
ª
Biaya
transport petugas penjualan
ª
Biaya
penginapan petugas penjualan
ª
Biaya
konsumsi petugas penjualan
Ø
Biaya
telepon, dalam hal ini biaya telepon yang dikeluarkan untuk kepentingan
penjualan barang.
Ø
Komisi
yaitu uang yang diberikan kepada orang-orang tertentu yang telah ikut berjasa
dalam transaksi jual beli barang, mungkin juga para salesman sendiri dan
pihak-pihak lain.
Ø
Penyusutan
alat-alat kantor bagian penjualan.
Ø
Biaya
administrasi penjualan
Ø
Biaya asuransi
Ø
Pajak
Ø
Biaya
advertensi dan promosi
Dalam bagian
yang membicarakan Anggaran Komprehensif telah dikatakan bahwa biaya advertensi
dan promosi harus disusun tersendiri lebih dahulu, sebagai Anggaran Biaya
Advertensi (termasuk anggaran type Appropriasi).
PT MERCUSUAR
Anggaran Biaya Advertensi
dan Promosi
1984
(dalam ratusan rupiah)
Daerah Penjualan
|
Biaya Advertensi dan
Promosi
|
Kantor Pusat
Jawa Barat +
DKI
Jawa Tengah
Jawa Timur
|
60.000
24.000
36.000
12.000
|
Jumlah
|
132.000
|
Angka-angka
dalam anggaran biaya advertensi diatas kemudian dimasukkan pada budget biaya
distribusi untuk masing-masing penjualan. Pendekatan dalam merencanakan
besarnya biaya distribusi :
Untuk merencanakan besarnya biaya distribusi digunakan berbagai cara
pemdekatan yaitu :
a)
Diperkirakan secara langsung. Cara ini sangat
subyektif sifatnya sehingga banyak sekali kelemahan-kelemahannya.
b)
Dengan mempertimbangkan keadaan persaingan. Pada
dasarnya apabila tingkat persaingan dirasakan makin ketat, maka biaya
distribusi terpaksa diperbesar, terutama untuk biaya advertensi dan promosi.
c)
Dengan menentukan persentase tertentu dari
penjualan. Umpamanya ditetapkan biaya distribusi per bulan selama tahun 1984
adalah 10% dari penerimaan penjualan bulan-bulan yang bersangkutan.
d)
Dengan menentukan jumlah tertentu untuk setiap
unit barang yang terjual. Umpamanya ditetapkan bahwa setiap unit barang
disediakan anggaran biaya distribusi sebesar Rp.10,00
e)
Dengan memperhatikan tingkat keuntungan tahun
lalu. Apabila keuntungan tahun yang lalu besar, maka biaya distribusi untuk
tahun berikutnya juga besar, karena pesaing-pesaing yang dihadapi akan lebih
banyak.
f)
Berdasarkan Return on Investment yaitu imbangan
antara tingkatan keuntungan dengan investasi. Umpamanya Biaya Distribusi untuk
tahun 1984 ditetapkan 10% dari keuntungan yang diharapkan.
g)
Task method: dalam metode ini kegiatan promosi
yang akan dijalankan diperinci. Tujuan yang ingin dicapai dengan kegiatan ini
ditentukan. Sehingga apabila digunakan pendekatan ini budget biaya advertensi
harus disusun secara sempurna terlebih dahulu. Perlu diperhatikan bahwa tujuan
yang ingin dicapai dengan dilakukan kegiatan advertensi dan promosi adalah
tingkat keuntungan yang maksimal, bukan tingkat penjualan yang maksimal.
Manfaat Penyusunan Anggaran Biaya Distribusi
Penyusunan anggaran biaya distribusi mendatangkan manfaat yang besar
bagi perusahaan, terutama dalam hal :
« Perencanaan
« Koordinasi
« Pengawasan
Dalam
bidang perencanaan, dengan disusunnya anggaran biaya distribusi maka perusahaan
dihadapkan pada keharusan untuk merencanakan secara terperinci biaya-biaya yang
akan dikeluarkan. Dilain pihak, anggaran biaya distribusi dapat dipakai sebagai
alat koordinasi bagian penjualan. Semua petugas penjualan, baik pengawasan
penjualan maupun tenaga salesmen dapat bekerja sama untuk merencanakan kegiatan
promosi. Anggaran biaya distribusi juga bermanfaat sebagai alat pengawasan.
Penyimpanan biaya distribusi dari rencana (misalnya menjadi terlalu besar)
kadang-kadang mengakibatkan kenaikan harga jual barang.
G. ANGGARAN BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI
Biaya-biaya yang dikategorikan sebagai biaya administrasi adalah semua
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam kegiatannya, selain biaya-biaya
pabrik dan biaya distribusi. Pada perusahaan-perusahaan yang relative besar, biaya
administrasi timbul pada bagian-bagian : admnistrasi, pembukuan, perbekalan,
dan bagian staf. Sehingga Anggaran Biaya Administrasi secara keseluruhan,
mencakup :
ª Biaya untuk Direksi dan
staf, termasuk gaji, bonus tahunan, biaya perjalanan, biaya representasi, dan
biaya administrasi kantor Direksi.
ª Biaya Departemen Keuangan
yang meliputi gaji dan dana kesejahteraan, biaya perjalanan dan biaya
administrasi departemen, biaya penyusutan aktiva tetap.
ª Biaya Departemen Umum dan
Administrasi yang meliputi gaji dan dana kesejahteraan, biaya penjualan, biaya
komunikasi ( telepon, telegram, telex ), asuransi pegawai, penyusutan
macam-macam aktiva tetap, listrik dan air.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Ahyari. (1989). Anggaran
Perusahaan: Pendekatan kuantitatif. (Buku I). Yogyakarta: BPFE.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar