ekonomi perbankan daud kalla

Senin, 22 Februari 2016

pengantar manajemen bab 9-12



Bab 6
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN**
11 May 2013
1.Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusn alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya adalah :
1.G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
2.Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
3.Horold dan Cyril ODonnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
4.P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.
2..Fase Pengambilan Keputusan
1.Aktivitas intelegensia ; Proses kreatif untuk menemukan kondisi yang mengharuskan keputusan dipilih atau tidak.
2.Aktifitas desain ; Kegiatan yang mengemukakan konsep berdasar aktifitas intelegensia untuk mencapai tujuan.
Aktifitas desain meliputi :
- menemukan cara-cara/metode
- mengembangkan metode
- menganalisa tindakan yang dilakukan.
3.Aktifitas pemilihan ; Memilih satu dari sekian banyak alternatif dalam pengambilan keputusan yang ada. Pemilihan ini berdasar atas kriteria yang telah ditetapkan.
Dari tiga aktifutas tersebut diatas, dapat disimpulkan tahap pengambilan keputusan adalah :
a. Mengidentifikasi masalah utama
b. Menyusun alternatif
c. Menganalisis alternatif
d. Mengambil keputusan yang terbaik
3. Teknik Pengambilan Keputusan
1.Operational Research/Riset Operasi ; Penggunaan metode saintifik dalam analisa dan pemecahan persoalan.
2.Linier Programming ; Riset dengan rumus matematis. Teori Pengambilan Keputusan
3.Gaming War Game ; Teori penentuan strategi.
4.Probability ; Teori kemungkinan yang diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal-hal tidak normal.
4.Proses Pengambilan Keputusan
Menurut G. R. Terry :
1. Merumuskan problem yang dihadapi
2. Menganalisa problem tersebut
3. Menetapkan sejumlah alternatif
4. Mengevaluasi alternatif
5. Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan
Menurut Peter Drucer :
a. Menetapkan masalah
b. Manganalisa masalah
c. Mengembangkan alternatif
d. Mengambil keputusan yang tepat
e. Mengambil keputusan menjadi tindakan efektif

Konsep Pengambilan Keputusan di Dalam Sistem Informasi Manajemen
1.1 Kerangka Dasar Pengambilan Keputusan
Dalam manajemen, pengambilan keputusan (decision making) memegang peranan penting karena keputusan yang diambil oleh manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau organisasi yang yang ia pimpin. Keputusan manajer sangat penting karena menyagkut semua aspek . Kesalahan dalam mengambil keputusan bisa merugikan organisasi, mulai dari kerugian citra sampai pada kerugian uang. Pengambilan keputusan adalh suatu proses pemikiran dalam pemecahan masalah untuk memperoleh hasil yang akan dilaksanakan.
Ada masalah yang midah diselaisaikan ada pula masalah yang sulit, tergantung besarnya masalah dan luasnya dengan beberapa faktor. Model yang bermanfaat dan terkenal senbagai kerangka dasar proses pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh Herbert A.Simon terdiri atas tiga tahap, yaitu :
1. Pemahaman
Menyelidiki lingkungan kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang diperoleh diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat memenyukan masalahnya.
2. Perancangan
Menemikan, mengembangkan dan menganalisis arah tindakan yang mungkin dapat digunakan. Hal ini mengandung proses untuk memahami masalah untuk menghasilkan cara pemecahan dan menguji apakah cara pemecahan tersebut dapat dilaksanakan.
3. Pemilihan
Memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.
Model Simon ada hubungannya dengan sisten informasi manajemen. Hubungan ini diikhtisarkan untuk ketiga tahap model Simon yaitu :
1. Pemahaman
Proses penyelidikan mengandung pemeriksaan data baik dengan cara yang telah ditentukan maupun dengan cara khusus. SIM harus memberikan kedua cara tersebut. Sistem informasi harus meneliti semua data dan menganjukan permintaan untuk diuji mengenai situasi yang jelas menurut perhatian. Baik SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran komunikasi untuk masalah yang diketahui dengan jelas agar disampaikan kepada organisasi tingkat atas sehingga masalah tersebut dapat ditangani.
2. Perancangan
SIM harus mengandung model keputusan untuk mengolah data dan memprakasai pemecahan alternatif. Model harus membantu menganalisis alternatif.
3. Pemilihan
SIM menjadi paling efektif apabila hasil perancangan disajikan dalam suatu bentuk keputusan. Apabila telah dilakukan pemilihan, peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan penilaian kemudian.
Sistem pengambilan keputusan dibagi menjadi dua berdasarkan sifatnya, terbuka atau tertutup. Sistem penganbilan keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisahkan dari masukan yang tidak ketahui dari lingkungannya. Dalam sistem ini, pengambilan keputusan tertutup dianggap :
a.Mengetahui semua alternatiuf dan akibat atau masing-masing alternatif.
b.Mempunyai suatu metode (aturan, hubungan dan sebagainya) yang
memungkinkan ia membuat urutan alternatif yang lebih disukai.
c.Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu seperti keuntungan,
volume penjualan atau kegunaan.
Sedangkan model keputusan terbuka menganggap pbahwa pengambilan keputusan terbuka menganggap bahwa penganbilan kepuusan:
a. Tidak mengetahui senua alternatif dan semua hasil
b. Melakukan penyelidikan sacara terbatas untuk menemukan beberapa
alternatif yang memuaskan.
c. Mengambil keputusan yang memuaskan tingkat keinginannya.
Model terbuka adalah dinamis atas urutan pilihan karena tingkat keinginan berubah menanggapi perbedaan antara hasil dan tingkat keinginan.
1.1.1 Pengertian Pengambilan Keputusan
Pembuatan keputusan ini bertujuan mengatasi atau memecahkan masalah yang bersangkuatan sehingga usaha pencapaiian tujuan yang dimaksud dapat dilaksanakan secara baik dan efektif. Masalah atau problem yang dimaksud dapat dibagi tiga golongan besar, yaitu masalah korektif, masalah progresif, dan masalanh kreatif.
Masalah korektif adalah masalah yang timbul karena adanya penyimpangan dari apa yang direncanakan. Masalah progresif adalah suatu masalah yang terjadi akibat adanya keinginan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu prestasi ayau hasil masa lalu. Misalnya, suatu perusahaan ingin memperbesar atau memperluas market sharenya atau suatu pabrik mobil ingin memproduksi suatu kendaraan yang lebih irit bahan bakarnya. Masalah kreatif adalah suatu masalah yang muncul karena adanya keinginan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru. Hal ini dapat dicontohkan sebuah pabrik mobil ingin menciptakan kendaraan dengan energi matahari.
1.1.2 Teknik pengambilan keputusan
Herbert A Simon mengemukakan teknik tradisional dan modern dalam pembuatan keputusan yang diprogram dan tidak diprogram. Lihat tabel 1.1
Tabel 1.1 Teknik-teknik pembuatan keputusan tradisional dan modern
Tipe-tipe keputusan
Teknik-teknik pembuatan keputusan
Tradisional
Modern
Diprogram:
Keputusan rutin dan berulang-ulang.Organisasi mengenbangkan proses khusus bagi penanganannya
1. Kebiasaan
2. Kegiatan rutin:
Prosedur
pengoperasiaan
standar.
3. Stuktur organisasi
tersusun baik.
1. Teknik riset operasi
Analisis matematik
Model-model
2. Pengolahan data
elektronik.
Tidak diprogram:
Keputusan sekali dipakai, disusun tidak sehat dan kebijaksanaan.Ditangani dengan proses pemecahan masalah umum
1. Kebijakan dan
Kreatifitas.
2. Coba-coba
3. Selektif dan latihan
para pelaksana.
1. Teknik opemecahan masalah yang diterapkan pada :
1. Latihan membuat
keputusan.
2. penyusunan Heurictic
1.1.3Proses pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan memiliki berapa tahap :
Tahap 1 : Pemahaman dan Perumusan Masalah. Para manager sering menghadapi kenyataan bahwa masalah yang sebenarnya sulit dikemukaan atau bahkan sering hanya mengidentifikasikan masalah, bukan penyebab dasar. Para manager dapat mengidentifi8kasi masaklah dengan beberapa cara. Pertama, manager secra sistematis menguji hubungan sebab-akibat. Kedua manager mencari penyimpangan atau perubahan dari yang noirmal.
Tahap 2 : Pengumpulan dan Analisis Data yang Relevan. Setelah manajer menemukan dan merumuskan masalah, manajer harus memutuskan langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama kali harus menentukan data-data apa yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat dan kemudiaan mendapatkan informasi tersebut.
Tahap 3 : Pegembangan Alternatif-Alternatif. Kecenderungan untuk menerima alternatif keputusan pertama yang feasibel sering menghindarkan manager dari pencapaian penyelesaian yang terbaik untuk masalah manajer.Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan manajer menolak kecnderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat keputusan yang efektif. Manager harus memilih suatu alternatif yang cukup baik, walaupun bukan esuatu yang sempurna atau ideal.
Tahap 4 : Evaluasi Alternatif-Alternatif. Setelah manajer mengembangkan sekumpulan alternatif, mansger harus mengevaluasi sekumpulan alternati, manager harus mengevaluasi untuk menilai efektifitas etiap alternatif.
Tahap 5 : Pemilihan Alternatif Terbaik. Pembuatan keputusan merupakan hasil evaluasi berbagai alternatif. Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi bagi manager dan ketidaksempurnaan kebijakan manajer.
Tahap 6: Implementasi Keputusan . Setelah alternatif terbaik dipilih, para manager harus membuat rencana untuk mengatasi berbagai permasalahan dam masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan. Dalam hal ini, manager perlu memperhatikan berbagai resiko dan ketidakpastian sebagai konsekuensi dibuatnya suatu keputusan. Disamping itu, pada tahapimplementasi keputusan manager juga perlu menetapkan prosedur laporan kemajuaan periodik dan memnpersiapkan tindakan korektif bila masalah baru muncul dalam pembuatan kjeputusan, serta merancang peringatan dini untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
Tahap 7: Evaluasi Hasil-Hasil. Keputusan. Implementasi keputusan harus selalu dimonitor. Manajer harus meangevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil yang diinginkan.
1.1.4 Kriteria Pengambilan Keputusan
Kriteria untuk memilih alternatif dalam model normative adalah pemaksimalan (laba, kegunaan, nilai yang diharapkan dan sebagainya(. Tujuan ini apabila dinyatakan dalam bentuk kwantitatif disebut fungsi objektif untuk suau keputusan. Dalam model ekonomi klasik, manusia rasional dianggap memaksimakan kegunaan. Kegunaan ini dirumuskan sebagai sifat hasil yang memberikan kesenangan atau menghindarkan kesusahan. Bagi suatu perusahaan, kegunaan biasanya dipandang sebagai laba, tetapi hal ini dapat juga berupa penjualan, bagi pasar, dan lai sebagainya.
Suatu pandangan alternative mengenai criteria untuk pengambilann keputusaan adalah pemuasan. Pandangan ini berasal dari model perilaku deskriptif yang menyatakan penyelidikan untuk mendapatkannya. Mereka tidak senuhnya rasional atau cermat dalam penyelidikan aytau penelitiaannya. Mereka menyederhanakan factor-faktor ayang harus dipertimbangkan.
1.2Skala Pengukuran Pengambilan Keputusan
Pada hakekatnya pembuatan keputusan dipandang sebagai suatu proses dalam usaha mencari jalan keluar dari suatu masalah atau problem. Istilah proses menyiratkan adanya suatu rangkaian atau tahap-ytahap yang teratur menuju suatu tujuan yang telah ditetapkan , yaitu penyelesaian suatu persoalan. Tolak ukur kuantitatif mengenai manfaat dan biaya bertujuan mempermudah perbandingan antara keefektifan beraneka alternatif cara penggarapan dalam situasi keputusan. Disini jelas nilai-nilai dan tingkat ukurannya dalam bentuk angka-angka atau kuantitatif. Skala pengukuran ini disusun menurut urutan bertambah banyaknya batasan yang diadakannya. Skala pengukuran yang dimaksud dapat dirinci dan dijelaskan dibawah ini.
1.2.Skala Nominal
Skala Nominal aadalah pengukuran dengan taraf yang peling rendah. Disini suatu objek digolong-glongkan dengan simbol-simbol atau angka-angka yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Simbol-simbol atau angka-angka ini dipakai untuk member identitas suatu kelompok tertentu. Misalkan plat nomor kendaraan bermotor juga merupakan skala nominal karena nomor dan huruf pada kendaraan tersebut menerangkan tempat kendaraan yang bersangkutan terdaftar. Pengambilan keputusan dengan skala nominal agak sulit dilakukan karena skala ini tidak memperlihatkan suatu jenjang nilai dari sejumlah alterntif keputusan. Skala ini hanya memperlihatkan perbedaan antargolongan.
Skala nominal digunakan untuk memilih hasil alternative yang hubungannya paling dekat atau paling berarti bagi sasaran yang dituju atau memilih alternative dengan biaya terendah bila terdaat alternative hasil yang relative sama atau tidak berbeda nilainya dalam hubungannya dengan sasaran yang dituju.
1.2.2.Skala Ordinal
Skala ordinal adalah suatu skala pengukuran yang sifatnya kualitatif yang menunjukan adanya suatu jenjang urutan prefensi yang dikaitkan pada suatu tujuan atau kondisi yang ditentukan atau dapat dikatakan bahwa skala ordinal adalah objek-objek dalam suatu kategori yang mingkin tidak berbeda deangan objek lainnya. Akan tetapi. Masing-masing objek tersebut tergabung dalam suatu hubungan yang bertsifat yang satu lebih dari yang lainseperti lebih suka, lebih tinggi, lebih besar dan lain sebagainya.
Untuk mempermudah pengambilan keputusan dalam kasus ini biasanya setiap kemungkinan hasil dari al;ternatif diberi score nilai sehubungan dengan jenjang nilai atau keartiaannya terhadap sasaran atau tujuan yang ingin dicapai.
1.2.3Skala Interval
Skala interval adalah suatu skala yang mempunyai cirri-ciri skala ordinal, yang selisih dari tiap-tiap angka atau jenjang prefensi dalam skala tersebut diketahui besarnya dan kemudian pengukurannya. Pengukuran dengan skala interval untuk pembuatan keputusan dilakukan dengan membuat suatu hubungan yang linear diantara komponen-komponen atau variabel-variabel yang diukur. Dalam suatu perusahaan industri, hal ini biasanya menyangkut kombinasi pemakaian bahan baku untuk membuat suatu barang atau produk.
1.2.4Skala Ratio
Skala ratio adalah suatu skala interval yang mempunyai titik nol yang nyata. Dalam slkala ini perbandingan setiap titik pada init pengukuran adalah bebas. Pada skala ini, perbandingan dari setiap titik pada unit pengukuran biasanya banyak ditemui dalam ilmu alam fisika, yaitu benda-benda atau simbol-simbol tertentu seperti =, >, Y=Kx. X/Y, dan lain-lain.
Pengukuran dengan skala ratio untuk pembuatan keputusan paling mudah dilakan karena langsung diketahu perbedaan dan perbandingan jenjang nilai dari setiap hasil alternatif.
1.2.5Skala Absolut
Skala absolut merupakan ukuran kuantitatif yang jelas dan nyata dan dapat dibandingkan secara langsung. Situasi atau kondisi keputusan yang terstuktur secara sempurna biasanya banyak ditemukan dalam jenis keputusan yang bersifat korekif, dengan skala pengukuran ratio aatau absolute karena dalam hai ini setiap alternative yang akan dipilih jelas ukuran manfaat dan biayanya dalam angka-angka yang mudah dibandingkan. Selanjutnya, situasi atau kondisi keputusan yang tidak terstruktur banyak dijumpai dalam masalah-masalah yang bersifat kreatif dengan skala pengukuran nominal, ordinal, dan interval.
1.3 Metode Kuantitatif dalam Pembuatan Keputusan
Operasi berbagai organisai telah semakin kompleks dan mahal. Karena itu, menjadi semakin sulit dan penting bagi para manajer untuk membuat rencana dan keputusan yang efektif. Berbagai teknik dan peralatan kuantitatif dalam pembuatan keputusan telah dikembangkan lebih dari 40 tahun dan dikenal sebagai teknikmanagement science dan operations research. Pada umumnya, kedua istilah tersebut digunakan berrgantian dengan pengertian yang sama yaitu riset operasi(operations research)
1.3.1Konsep Riset Operasi
Ada tujuh ciri utama riset operasi dalam proses pengambilan keputusan yang dapat dirinci sebagai berikut :
Terpusat pada pembutan keputusan
Penggunaan metode ilmiah
Penggunaan mdel matematik
Efektifitas ekonomis
Bergantung pada computer
Pendekatan tim
Organisasi system
Sedangkan pendekatan riset operasi untuk pemecahan masalah
Sebagai alternative di dalam proses pengambilan keputusan mempunyai lima tahap, yaitu :
Diagnosa masalah
Perumusan masalah
Pembuatan model
Analisis model
Implementasi penemuan
1.3.2Model Riset Operasi
Sebagian besar proyek riset operasi sangat berstandar pada model matematika. Ada sejumlah cara pengelompokan model yang digunakan dalanm riset operasi, yaitu model normative dan deskriptif. Model normatif menggambarkan apa yang seharusnya dilakukan. Model deskriptif menggambarkan segala sesuatu bagaimana adanya. Beberapa model dan teknik operasianal sebagai berikut :
Progmasi linear adalah suatu peralatan riset yang digunakan untuk memecahkan masalah optimasiatau masalah satu jawaban paling baikdari serangkaian alternative. Model progmasi linear termasuk model normative karena memcari penyelesaian optimum.
Teori antrian. Karena hamper semua ekonomi dan bisnis beroperasi dengan sejumlah sumber daya yany relative terbatas, maka sering dijumpai orang-orang, produk, komponen produk, atau kertas kerja sedang menunggu dilayani. Teori antrian atau sering disebut model garis tunggu dikembangkan untuk membantu para manajer memutuskan berapa panjang suatu garis tungguyang paling dapat diterima.
Analisis network adalah peralatan yang dikembangkan untuk membantu manajeman dalam perencanaan, pengawasan, dan proyek yang relative kompleks dan tudak rutin. Model ini yang terkenal adalah PERT(Program Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method). PERT banyak digunakan untuk merencanakan dan mengawasi program penelitian dan pengembangan, sedangkan CPM digunakan dalam proyek konstruksi.
Teori permainan adalah suatu pendekatan matematik untuk pembuatan model persaingan atau pertentangan antara pihak yang berkempentingan. Teori ini dikembangkan untuk menganalisis proses pembuatan keputusan pada berbagai macam situasi persaingan yang melibatkan konfliks.
Model rantai Markov adalah suatu teknik matematik yang berguna untuk pemmbuatan model berbagai macam system dan proes yang bisnis. Model ini digunakan untuk memperkirakan perubahan di waktu yang akan dating dalam berbagai variabel dinamik berdasarkan perubahan di waktu yang lalu dalam variabel tersebut.
Progamasi dinamik adalah sekumpulan teknik progmasi yang digunakan untuk pembuatan keputusan yang bertingkat-tingkat. Tujuan model ini adalah mengoptimumkan(memaksimalkan atau meminimalkan) seluruh keputusan berurutan yang saling berhubungan sepanjang periode waktu tertentu.
Simulasi adalah kegiatan percobaan-percobaan dengan suatu model (bukan kehidupan nyata) dalam berbagai cara teratur dan direncanakan. Model ini menciba meniru suatu bagian operasio organisasi guna mengamati perkembangannya dari waktu ke waktu untuk melekukan percobaan dengan bagian tersebut melalui pengubahan variabel-variabel tertentu. Kerena adanya computer, model-model simulasi pada umumnya adalah model matematik yang paling komprehensif.
1.3.3Aplikasi Riset Operasinal
Masalah-masalah yang dapat menggunakan teknik-teknik operasinal adalah sebagai berikut :
Masalah persediaan, masalah ini merupakan salah satu masalah yang paling baik dipecahkahkan dengan teknik-teknik riset operasional karena menyangkut penyeimbangan tujuan-tujuan yang saling bertentangan Pertentangan tersebut terjadi antara biaya pemesanan dan biaya penyimpangan produk. Biaya pemesanan setiap satuan produk cenderung turun bila kuantitas pemesanan naik. Penyelesaian optimal dapat diperoleh melaluimpenggunaan teknik-teknik riset operasional yang menyeinbangkan kedua biaya tersebut.
Masalah alokasi. Pemecahan masalah alokasi dapat dicontohkan dengan mencari kombinasi optimal antara karyawan dan mesin yang akan meminimumkan biaya.
Masalah antrian. Masalah antrian menyamgkut perancangan bernagai fasilitas untuk memenuhi permintaan akan pelayanan.Masalah antrianbiasanya dipusatkan dengan teori antrian, tetapi masalah kompleks memerlukan teknik-teknik simulasi
Masalah pengurutan. Masalah ini timbul apabila manajer harus memutuskan dalam urutan bagaimana bagian-bagian suatu pekerjaan akan dilaksanakan. Penyelesaian masalah ini biasanya dicari melalui simulasi yang memungkinkan pengujian efisiensi berbagai urutan yang berbeda.
Masalah routing. Masalah routing timbul bila manajer harus memutuskan kapan bagian suatu pekerjaan dilaksanakan. Masalah ini dapat ditangani dngan progmasi linear, model antrian, atau kombinasi keduanya.
Masalah penggantian. Banyak peralatan mahal organisasi akan using atau tidak terpakai, misalya mesin dan truk sehingga bila dipertahankan untuk periode waktu yang terlalu lama menjadi tidak efisien dan meningkatkan biaya operasi, misalnya biaya pemeliharaan.Masalah ini biasanya menggunakan programasi linear.
Masalah persaingan. Masalah ini berkembang bila dua atau lebih organisasi berusaha mencapai tujuan yang saling bertentangan seperti organisasi berusaha untuk meningkatkan bagian pasarnya yang berarti kenaikan bagi organisasi yang satu merupakan penurunan bagi organisasi yang lain. Teori permainan dapat digunakan dalam penyelesaian masalah ini.
Masalah pencarian. Kesalahan atau ketidaklengkapan informasi dapat mengakibatkan keputusan yang salah dan selanjutnya memerlukan waktu dan biaya untuk memperbaikinya. Sebaiknya pengumpulan informasi juga memerlukan biaya dan waktu. Peralatan statistic dikombinasikan dengan menggunakan model progmasi linear merupakan teknik yang banyak digunakan bagi masalah pencarian.

Bab 7

MERANCANG ORGANISASI YANG ADAPTIF

Bab 9 : Merancang Organisasi yang Adaptif

         Pengelolaan adalah penyebaran berbagai sumber daya yang dimiliki sebuah organisasi untuk meraih tujuan – tujuan strategis.
1)    PENGELOLAAN STRUKTUR VERTIKAL
Proses pengelolaan nantinya akan menciptakan struktur organisasi, yang akan menentukan bagaimana tugas – tugas yang akan di bagi dan sumber daya yang akan di sebarkan. Struktur Organisasi diartikan sebagai :
1. Seperangkat tugas - tugas formal yang diberikan padaa individu dan departemen
2. Hubungan pelapooran formal, yang terdiri atas garis wewenang, tanggung jawab dalam mengambil keputusan, banyaknya tingkatan hierarkis, dan cakupan pengendalian manajer, serta
3. Rancangan system untuk menjamin terciptanya koordinasi pegawai yang efektif antar departemen. Karakteristik dari struktur vertikal ditunjukkan dalam peta organisasi, yaitu representasi visual dari sebuah struktur organisasi.
      Peta Organisasi (organization chart) adalah representasi visual dari struktur organisasi.
      Struktur Organisasi adalah kerangka kerja dimana sebuah organisasi menentukan bagaimana membagi tugas, menggunakan sumberdaya dan mengoordinasikan departemen-departemen.

A.  Spesialisasi kerja adalah kadar yang digunakan untuk membagi-bagi tugas—tugas organisasi menjadi pekerjaan yang lebih spesifik
B.  Rantai Perintah (chain of command) adalah garis wewenang yang tidak terputus dimana menghubungkan semua orang dalam sebuah organisasi dan menunjukkan posisi orang - orang tersebut. Rantai perintah berhubungan dengan dua prinsip : kesatuan perintahyang berarti bahwa tiap pegawai menjadi tanggung jawab seorang supervisor saja, dan prinsip saklar merupakan garis wewenang yang ditentukan dengan jelas dalam sebuah organisasi yang mencakup semua pegawai.
      Wewenang ( authory) adalah hak formal dan sah yang dimiliki seorang manajer untuk mengambil keputusan, memberkan perintah , dan mengalokasikan sumber daya guna memperoleh hasil yang dikehendaki organisasi.Wewenang dibedakan menjadi 3 karakteristik:
1.         Wewenang diemban dalam kaitannya dengan jabatan , bukan orang
2.         Wewenang berlaku untuk bawahan
3.         Wewenang berjalan dari atas ke bawah dalam hierarki vertikal.
      Tanggung jawab(responsibility) adalah kewajiban untuk menjalankan tugas atau aktivitas yang diembankan.
      Akuntabilitas (accountability)adalah orang- orang yang berwenang dan bertanggung jawab adalah orang – orang yang memberikan pelaporan dan pembenaran akan hasil dari suatu tugas kepada pihak yang posisinya dalam rantai perintah lebih tinggi daripada mereka.
      Delegasi adalah proses yang digunakan manajer untuk mengalihkan wewenang dan tanggung jawab pada jabatan – jabatan yang lebih rendah dalam hierarki.
      Kewenangan lini berarti bahwa orang—orang yang memegang jabatan dalam manajemen memiliki wewenang resmi untuk mengarahkan dan mengontrol bawahan secara langsung
      Kewenangan staf adalah sebuah hubungan komunikasi; staf ahli memberikan saran manajer dalam area teknis. sifatnya lebih sempit dan terdiri atas hak untuk memberi nasehat, rekomendasi, dan koseling dalam era kemampuan para staf ahli.
      Ruang lingkup manajemen adalah jumlah pegawai yang memberikan laporan pada supervisor
Bagian dibawah ini menggambarkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kecilnya keterlibatan supervisor dan besarnya lingkup pengendalian :
1.    Pekerjaan yang didelegasikan pada bawahan adalah pekerjaan yang sifatnya stabil dan rutin
2.    Pekerjaan yang didelegasikan pada bawahan adalah pekerjaan yang serupa antara satu dan lainnya
3.    Bawahan, jika lebih dari satu orang, ditempatkan satu tempat yang sama
4.    Bawahan adalah orang yang sangat terlatih dan harus sedikit diarahkan dalam melaksanakaan tugas
5.    Peraturan dan prosedur yang berkenaan dengan pelaksanaan tugas haruslah tersedia.
6.    Sistem dan personel pendukung harusah tersedia bagi manajer.
7.    Waktu untuk melakukan supervise terhadap kegiatan yang tidak perlu di supervise, seperti melakukan koordinasi dengan departemen lain atau melakukan perancanaan, cukuplah dialokasikan sedikit saja
8.    Pilihan pribadi serta gaya manajer haruslah terlebih dahulu menguntungkan banyak bawahan.

      Struktur Tinggi merupakan suatu struktur manajemen yang dicirikan oleh lingkup manajemen yang sempit dan cukup banyaknya level hirarki
      Struktur Dasar  merupakan suatu struktur manajemen yang dicirikan oleh lingkup pengendalian yang luas dan cukup sedikitnya level hirarki

      Sentralisasi dan Desentralisasi
a)        Sentralisasi (centralization) berarti bahwa wewenang daaalam mengambil keputusan dipegang oleh jabatan-jabatan tinggi dalam sebuah organisasi
b)        Desentralisasi (decentralization) adalah wewenang dalam mengambil keputusan diturunkan pada tingkat-tingkat jabatan yang lebih rendah
Faktor-faktor yang biasanya memengaruhi sentralisasi dan desentralisasi adalah sebagai berikut :
1. Perubahan dan ketidakpastian lingkungan yang lebih besar biasanya dikaitkan dengan desentraliasasi
2. Jumlah sentralisasi atau desentralisasi harus sesuai dengan strategi perusahaan
3. Pada masa krisis atau saat diujung tanduk, wewenang dapat dipegang dengan sentralisasi pada jabatan atas
2)  DEPARTEMENTALISASI
      Departementalisasi(departementalization) adalah menjadi landasan untuk mengelompokkan jabatan – jabatan tertentu kedalam departemen – departemen dan departemen- departemen kedalam organisasi secara keseluruhan.
         Pendekatan Fungsional Vertikal
Struktur fungsional adalah pengelompokkan jabatan-jabatan kedalam departemen berdasarkan ketrampilan, keahlian, aktivitas kerja, dan penggunaan sumber daya yang sama. Manusia, fasilitas, dan sumber daya lainnya yang mewakili suatu fungsi yang sama dikelompokkan ke dalam satu departemen. Tiap – tiap departemen funsional ini terkait denga organisasi secara keseluruhan. Misalnya, departemen pemasaran bertanggung jawab atas semua penjualan dan pemasaran, dan departemen akuntansi bertugas menangani persoalan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Struktur fungsional adalah desain vertical yang kuat. Aturan dan prosedur akan membentuk kewajiban dan tanggungjawab tiap pegawai, dan para pegawai yang berada pada tingkat hierarki bawah akan menerima hak-hak pegawai yang jabatannya lebih tinggi dari mereka, yaitu hak-hak untuk membuat keputusan dan memberikan perintah.
            Pendekatan Divisional
Struktur divisional adalah sebuah struktur organisasi dimana departemen-departemen dikelompokkan berdasarkan keluaran yang sama dalam suatu organisasi( departen departemen yang berbeda dikelompokkan untuk menghasilkan satu keluaran dari organisasi, berupa barang, program, atau jasa pada suatu pelanggan). Stuktur divisional terkadang disebut struktur produk, struktur program, atau struktur unit mandiri. Dalam struktur divisional, divisi-divisi diciptakan sebagai unit-unit mandiri dengan departemen –departemen terpisah untuk tiap divisinya. Pada struktur fungsional, semua pegawai litbang dikelompokkan bersama dan mengerjakan semua produk, sedangkan di struktur divisional tiap-tiap divisi memiliki departemen litbangnya sendiri. Perbedaan utama dari strutur divisional dengan struktur fungsional adalahh rantai perintahannya yang berada pada bagian bawah hierarki.
            Pendekatan matriks
Pendekatan matriks adalah struktur organisasi yang menggunakan rantai perintah fungsional dan divisional secara serentak dalam bagian yang sama pada organisasi (menggabungkan aspek- aspek yang ada pada struktur fungsional dan struktur divisional secara serentak dalam bagian yang sama pada organisasi). Pegawai dan dua bos yaitu pegawai yang dibawahi dua supervisor sekaligus, harus menyelesaikan tuntutan-tuntutan yang bertentangan dari bos-bos matriksnya.
            Pendekatan tim
Pendekatan tim dapat memberikan cara bagi manajer untuk mendelegasikan wewenang dan memberikan tanggung jawab pada pekerja tingkat yang lebih bawah, serta menjadi lebih fleksibel dan responsive dalam lingkungan global yang penuh persaingan. Satu pendekatan untuk menggunakan kerja tim dalam sebuah organisasi adalah melalui tim lintas-fungsi, yang terdiri atas pegawai dari beragam departemen fungsional yang harus bertemu sebagai tim dan menyelesaikan permasalahan bersama. Tim lintas-fungsi digunakan untuk memberikan koordinasi horizontal yang penting untuk melengkapi struktur divisional atau struktur fungsional yang sudah ada.
            Pendekatan jaringan virtual
Pendekatan jaringan virtual adalah struktur organisasi yang memisahkan fungsi-fungsi besar kedalam perusahaan –perusahaan yang berbeda dimana dihubungkan oleh sebuah organisasi dengan kantor pusat kecil.  Cara kerjanya organisasi dapat dipandang sebagai pusat yang dikelilingi oleh jaringan para ahli di sekitaranya. System computer terhubung, peranti lunak kolaboratiff, dan internet memudahkan organisasi-organisasi untuk bertukar data dan informasi dengan sangat cepat dan mudah sehingga jaringan pemasok, pelaku manufaktur, perakit, dan distributor yang tidak tersambungkan dengan baik pun dapat melihaat dan bertindak sebagaimana sebuah perusahaan berlian.
      Kelebihan dan Kelemahan dari Setiap Struktur
a. Pendekatan struktur fungsional
Kelebihan :
1. Penggunaan sumberdaya yang efisien, skala ekonomis
2. Spesialisasi dan pengembangan keterampilan yang mendalam
3. Pengarahan dan pengendalian manajer puncak
Kekurangan :
1. Kurangnya komunikasi di antara departemen – departemen fungsional
2. Respon yang lambat terhadap perubahan eksternal, lambatnya inovasi
3. Keputusan dipusatkan di puncak hierarki, sehungga menciptakan keterlambatan.
b. Pendekatan struktur divisional
Kelebihan :
1. Respon cepat, fleksibilitas dilingkungan yang tidak stabil
2. Memperhatikan kebutuhan pelanggan
3. Koordinasi yang sangat baik di antara departemen-departemen fungsional
Kekurangan :
1. Duplikasi sumberdaya dalam setiap divisi
2. Kurangnya pendalaman dan spesialisasi teknis
3. Kurangnya koordinasi antara divisi-divisi
c. Pendekatan struktur matriks
Kelebihan :
1. Penggunaan sumberdaya yang lebih efisien daripada satu hierarki
2. Fleksibilitas, adaptabilitas terhadap lingkungan yang terus berubah
3. Kerjasama antar fungsi, keahlian tersedia di semua divisi
Kekurangan :
1. Rasa frustasi dan bingung karena adanya rantai perintah rangkap dua
2. Konflik besar antara dua sisi matriks
3. Terlalu banyak rapat, lebih banyak diskusi daripada aksi
d. Pendekatan struktur tim
Kelebihan :
1. Lebih sedikit diantara departemen-departemen
2. Lebih banyak kompromi
3. Lebih cepat memberikan respon an keputusan
4. Moril dan antusiasme pegawai yang lebih baik
Kekurangan :
1. Kesetiaan dan konflik yang berlipat ganda
2. Banyak waktu dan sumber daya yang dihabiskan untuk melakukan rapat-rapat
3. Desentralisasi yang tidak terencana
e. Pendekatan struktur jaringan virtual
Kelebihan :
1. Bias mendapatkan keahlian dari seluruh dunia
2. Sangat fleksibel dan responsive
3. Biaya tambahan dikurangi
Kekurangan :
1. Kurangnya pengendalian, tidak kokohnya batasan-batasan
2. Tuntutan yang lebih besar bagi manajer
3. Kesatiaan pegawai makin lemah
3)         PENGORGANISASIAN UNTUK KOORDINASI HORIZONTAL
o   Pentingnya koordinasi
Koordinasi adalah mengacu pada kualitas kolaborasi diantara departemen
o   Gugus tugas,tum dan Manajemen proyek
Gugus tugas adalah tim atau komite sementara yang dibuat untuk menyelesaikan permasalahan jangka pendek yang terdiri atas beberapa departemen
Manajer proyek adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengoordinasikan aktivitas beberapa departemen untuk menyelesaikan proyek tertentu
o   Rekayasa ulang adalah perencanaan ulang proses bisnis yang dilakukan secara radikal untuk mendapatkan peningkatan harga, kualitas, layanan, dan kecepatan
o   Proses adalah kumpulan tugas-tugas dan aktivitas yang berkaitan dan bekerja bersama untuk mengubah masukan menjadi keluaran dan untuk menciptakan nilai·