Bab
3
Pengantar Manajemen 11 - Lingkungan Dan Budaya Organisasi
LINGKUNGAN DAN ORGANISASI
BISNIS
Organisasi Bisnis sebagai Bagian
dari Lingkungan, Organisasi sebagai
kumpulan orang-orang tidak dapat dilepaskan dari lingkungan, karena pada dasarnya organisasi juga merupakan
bagian dari lingkungan dan masyarakat.
Sebagai contoh, sebuah keluargau atau
rumah merupakan bagian dari lingkungan Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), hingga lingkungan yang lebih besar lagi. Sebuah perusahaan atau
organisasi bisnis yang beroperasi di sebuah lingkungan
tidak dapat menafikan bahwa selain kegiatan bisnis yang dikelolanya, organisasi tersebut juga
terlibat dengan lingkungan di seputar organisasi. Oleh karena itu, sebuah organisasi perlu memahami lingkungan
apa saja yang terkait secara langsung
maupun tak langsung dengan kegiatan organisasi. Misalnya, ketika sebuah
perusahaan beroperasi di daerah di mana
masyarakatnya mengalami tingkat pengangguran yang tinggi, maka organisasi tersebut perlu memikirkan
kenyataan tersebut dan kaitannya dengan pencapaian tujuan organisasi. Apabila
tingkat pengangguran tinggi di daerah tersebut, maka bisa dipastikan bahwa
tingkat pendapatan juga akan rendah. Akibatnya, penjualan barang atau jasa yang
ditawarkan oleh organisasi akan mengalami
hambatan.
Pada
praktiknya perusahaan barangkali perlu memikirkan untuk merekrut tenaga kerja dengan memprioritaskan masyarakat di sekitar
perusahaan tersebut beroperasi. Selain
sebagai tanggung jawab sosial, juga sebagai upaya untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Contoh lainnya adalah kegiatan yang
dilaksanakan oleh sebuah perusahaan garmen penghasil tekstil. Limbah
merupakan salah satu persoalan yang diakibatkan oleh perusahaan semacam garmen. Jika
pengolahan limbah diabaikan, dampak limbah menimbulkan bahaya pada
masyarakat. Masyarakat yang menyadari ini akan mengajukan keberatan dan
mungkin gugatan terhadap perusahaan. Akibatnyn, kegiatan perusahaan terancam akan terganggu, dan lebih buruk lagi jika
terancam ditutup• Dalam hat ini perusahaan perlu menyadari bahwa masyarakat merupakan salah
satu lingkungan yang mesti diperhatikan dalam menjalankan kegiatan perusahaan,
Kenyataan
di atas menunjukkan bahwa organisasi tidak dapat mengabaikan bahwo mereka
merupakan bagian dari lingkungan, khususnya hllgkungan masyarakat. Oleh karena
itu kegiatan manajemen yang akan dilakukan semestinya mempertitnbangkan faktor-faktor lingkungan yang terkait dengan
organisasi, baik yang bersifat langsunL
maupun tidak langsung. Lingkungan apa saja yang
terkait dengan organisasi? Secara garis besar lingktuzgan organisasi dapat dibagi dua,
yaitu lingkungan
internal lingkungan yang terkait dengan eksistensi
sebuah organisasi, dan lingkungan eksternal
atau lingkungan yang terkait dengan kegiatan operasional organisasi dan
bagaimana kegiatan operasional ini dapat bertahan. Lingkungan eksternal ini
dapat terbagi juga menjadi dua, yaitu lingkungan yang terkait langsung dengan
kegiatan operasional organisasi, atau sering
kali dinamakan sebagai lingkungan
mikro dari organisasi, dari lingkungan
yang tidak terkait secara langstmg dengan kegiatan operasional organisasi atau lingkungan
makro dari organisasi. Untuk
lingkungan makro juga dapat terbagi menjadi
dua lagi, yaitu lingkungan lokal dan internasinal. Secara sederhana bagian
lingkungan organisasi ini ditunjukkan dalam Gambar berikut ini.
Lingkungan Internal organisasi
Yang dimaksud dengan lingkungan internal organisasi adalah berbagai hat atau berbagai
pihak yang terkait langsung dengan
kegiatan sehari-hari organisasi, dan memengaruhi
langsung terhadap setiap program, kebijakan,
hingga "denyut nadi"- . nya
organisasi. Yang termasuk ke dalam lingkungan internal organisasi adalah para pemilik organisasi (owners), para pengelola organisasi (board
of managers or directors), para
staf, anggota atau para pekerja (employees),
serta lingkungan fisik organisasi
(physical work environment).
Pemilik Organisasi (Owners)
Para pemilik organisasi adalah mereka yang secara
historis maupun hukum dinyatakan
sebagai pemilik akibat adanya penyertaan modal, ide, ataupun berdasarkan ketentuan lainnya dinyatakan sebagai pemilik
organisasi. Dalam organisasi perusahaan para pemilik organisasi misalnya adalah para pemegang saham, anggota
(koperasi), atau juga individu jika
perusahaan tersebut bersifat individu dari segi kepemilikan. Organisasi perlu memahami para pemilik
organisasi karena setiap pemilik memiliki tujuan yang hendak dicapainya melalui
kepemilikannya atas organisasi. Tujuan yang hendak
dicapai oleh para pemilik ini merupakan salah satu sumber pertimbangan dari para pengelola organisasi ketika mereka menjalankan
kegiatan organisasi.
Apabila organisasi dijalankan oleh pemiliknya sendiri, maka sang pemilik perlu menyadari apa sebenarnya yang hendak dicapai oleh
organisasi, bagaimana cara mencapainya, dan
apakah yang diinginkan oleh sang pemilik
dapat diraih ataukah tidak, dan seterusnya. Akan tetapi, jika organisasi
dijalankan bukan oleh pemiliknya, maka mereka yang menjalankan
organisasi perlu memahami apa yang diinginkan oleh sang pemilik. Dalam organisasi bisnis misalnya, keinginan para pemilik bisa
diketahui pada saat dilakukan rapat
anggota tahunan (koperasi) atau rapat umum pemegang saham (Perseroan
Terbatas). Di antara contoh keinginan para pemilik, misalnya para pemilik menginginkan keuntungan yang harus dicapai oleh organisasi pada tahun tertentu adalah
20 persen. Dengan keinginan ini, maka para pengelola organisasi bisnis perlu memikirkan bagaimana target keuntungan 20 persen tersebut dapat dicapai, dengan jalan bagaitnana, dan seterusnya.
Manajemen (Board of Managers or Directors)
adalah orang-orang yang menurut para pemilik organisasi perusahaan dinyatakan atau ditunjuk sebagai
pengelola organisasi dalam aktivitasnya sehari-hari untuk suatu periode
tertentu. Orang-orang ini bekerja secara profesiona berdasarkan tugasnya masing-masing, dan dalam periode tertentu harus melaporkat setiap kegiatannya
kepada para pemilik perusahaan. Dalam
beberapa hat, tim ini memiliki kebebasan dalam menentukan kebijakan organisasi, dan dengan cara apa
organisasi tersebut akan mencapai tujuannya. Akan tetapi dalam hat lain, tim
manajemen ini memiliki keterbatasan dalam mengambil keputusan, apalagi jika keputusan tersebut
berbeda dengan apa yang diinginkan
olel para pemilik perusahaan. Sebagai contoh, tim manajemen kadangkala
akan berhadap dengan adanya tuntutan
kenaikan gaji dari para anggota atau pekerja. Namun, d sisi lain bisa jadi para pemilik perusahaan menuntut justru agar dilakukan efisien atau penghematan biaya atau penggunaan dana organisasi. Akibatnya, tidak
jaran tim manajemen ini akan
berurusan dengan konflik internal organisasi,
apakah antar tim manajemen, antara
tim manajemen dengan para pekerja, atau tim manajemen dengan para
pemilik organisasi. Organisasi perlu
memahami tim manajemen ini karena tim inilah yang akan menjadi penggerak arah dari kegiatan organisasi dalam mencapai tujuannya. Jika tim tidak dapat mengarahkan organisasi ke arah pencapaian
tujuannya, maka dapat dikatakan tim
tersebut secara efektif tidak dapat bekerja dan sulit untuk dipertahankan.
Para Anggota atau Para Pekerja (Employees)
Para anggota atau para pekerja dalam sebuah organisasi merupakan unsur sumbe daya manusia (SDM) yang sangat dominan dalam sebuah organisasi,
karena biasanya jumlahnya merupakan yang
paling besar dalam sebuah organisasi. Para
pekerja inilah yang sehari-hari
bergelut dengan aktivitas operasional perusahaan dan menjalankan tugas-tugas keseharian, berdasarkan apa yang
telah ditetapkan oleh tim manajemen perusahaan. Oleh karena tingginya peran para
anggota atau pekerja dalam sebuah organisasi, maka para pekerja juga
merupakan aset bagi organisasi. Dapat dikatakan sekalipun tujuan organisasi
yang ingin dicapai sangat ideal, perencanaan yang disusun luga sangat baik,
namun tanpa peran serta para anggota atau para pekerja ini, tujuan ideal organisasi sangat mustahil untuk dapat
direalisasikan.
Organisasi perlu memahami para pekerja atau para
anggota organisasi karena setiap anggota
atau pekerja memiliki karakteristiknya masing-tnasing. Perbedaan karakteristik dari
setiap anggota atau pekerja dapat disebabkan oleh motif yang berbeda-beda. Moto yang berbeda-beda juga dapat
disebabkan olch adanya dorongan kebutuhan,
yang jenisnya juga berbeda-beda.
Sebagai konsekuensinya, para pengelola organisasi perlu memahami latar belakang
dari setiap anggota atau pekerjanya masing-masing untuk kemudian dapat ditugaskan dan diarahkan guna
pencapaian tujuan.
Lingkungan Fisik
Organisasi (Physical Work Environment)
Pemilik organisasi, pekerja, dan tim manajemen
merupakan orang-orang atau sumber daya manusia yang dimi.liki oleh perusahaan.
Sebagaimana telah diterangkan, organisasi memiliki
sumber-sumber daya yang tidak hanya
orang-orang, tetapi juga stunber
daya uang (financial resources), sumber daya alam (natural resources), maupun sumber
daya informasi (informational
resources). Keseluruhan ini karena sifatnya dapat dikategorikan sehagai lingkungan fisik dari
organisasi perusahaan. Bangunan, uang, peralatan,
barang perscdiaan, dan lain sebagainya
merupakan lingkungan di mana setiap saat orang-orang dalam organisasi
perusahaan berinteraksi dan memanfaatkannya untuk
dapat didayagunakan. Oleh karena sumber daya tersebut harus digunakan seefektif dan seefisien mungkin, maka perusahaan
perlu pula memahami bagaimana sumber-siimber
daya yang termasuk ke dalam
lingkungan kerja fisik dari organisasi ini dapat dikelola dengan baik.
Lingkungan Eksternal Organisasi
Sebagaimana diterangkan di muka, lingkungan eksternal atau lingkungan yang terkait
dengan kegiatan operasional organisasi dan bagaimana kegiatan operasional ini dapat
bertahan. Dalam kegiatan operasional, perusahaan berhadapan dan senantiasa berusaha
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan-lingkungan yang terkait langsung atau lingkungan mikro perusahaan dan lingkungan
yang tidak terkait langsung
Lingkungan Makro Perusahaan
Lingkungan mikro perusahaan adalah terdiri dari pelanggan (customer), pesaing (competitor),
pemasok (supplier), dan partner strategis
(strategic partner). Sedangkan lingkungan
makro perusahaan terbagi dua, yaitu
lingkungan lokal dan internasional. Lingkungan
lokal dapat berupa para pembuat peraturan (regulators), pemerintah (government),
masyarakat luas pada umumnya (society),
lembaga-lembaga yang terkait dengan kegiatan perusahaan seperti organisasi
nonpemerintah (NGOs), seperti lembaga perlindungan konsumen (YLKI), dan lain
sebagainya. Adapun lingkungan internasional dapat
berupa peraturan internasional (international law), pasar keuangan internasional (international
financial markets), kesepakatan
antarnegara dalam suatu kegiatan tertentu. Organisasi perlu memahami para
pelanggan, karena setiap pelanggan memilik karakteristiknya tnasing-masing. Pelanggan individu akan sangat berbeda
dengar pelanggan institusi misalnya. Pelanggan wanita akan berbeda
dengan pelanggan pria dan seterusnya. Di sisi lain, organisasi juga perlu
memahami bahwa pelanggan kela menengah barangkali perilakunya juga berbeda
dengan pelanggan kelas bawah
Pesaing (Competitor)
Pesaing adalah
organisasi bisnis lain yang menjalankan bisnis yang sama dengan organisasi yang kita jalankan. Karena
bisnis yang dijalankan sama, maka pesaing merupakan tantangan (sekaligus ancaman) yang dihadapi organisasi dalam meraih pelanggan. Jika pelanggan lebih tertarik untuk
memperoleh apa yang menjadi kebutuharnya dari pesaing, maka secara otomatis pelanggan tidak
akan mendapatkannya dari organisasi kita. Bila pelanggan tak lagi
tertarik untuk mernenuhi kebutuhannya melalui
organisasi bisnis kita, maka hal tersebut menjadi ancaman bagi organisasi bias yang kita jalankan. Dan, jika kenyataan tersebut berlangsung secara
terus-menerus dan berkelanjutan dalam jangka waktu yang cukup lama, maka
organisasi bisnis kita akan terancam bubar karena tak bisa lagi bertahan dan
menjalankan fungsi bisnisnya. Dengan
kenyataan seperti ini, maka organisasi bisnis juga perlu memahami pesaing,
nya. Apa yang ditawarkan oleh pesaing terhadap pelanggan, pada tingkat harga berapa
kelebihan apa yang dimiliki pelanggan dibandingkan dengan kita,
menjadi sesuatU yang harus juga dipahami olch. organisasi bisnis.
Positifnya, kehadiran pesaing aka ulendorong
organisasi bisnis untuk lebih memperbaiki kualitasnya dari waktu ke waktu sehingga
dapat diterima dan menarik minat para pelanggan.
Pemasok (Supplier)
Pemasok adalah pihak yang terkait langsung dalam kegiatan
bisnis dari sebuah organisasi,
khususnya organisasi bisnis yang melakukan
kegiatan produksi barang jadi dari
bcrbagai jenis bahan baku. Sebuah perusahaan sepatu sangat tergantung sekali
dengan para pemasok bahan baku sepatu, dari mulai pernasok kulit, pemasok lem, pemasok benang, dan sebagainya.
Ketergantungan ini tidak saja dilihat dari sisi bahan bakunya, tetapi juga dari
harga yang ditawarkannya. Jika harga bahan baku yang ditawarkan mahal, maka hal tersebut akan berdampak pada jumlah biaya
produksi yang menjadi lebih tinggi. Akibatnya, harga yang akan
ditawarkan kepada para pelanggan cencierung
akan lebih tinggi atau mahal pula. Kenyataan ini pada umumnya justru akan merugikan perusahaan jika harus bersaing
dengan para pesaing. Harga yang mahal
untuk barang yang bersifat umtun dan
menyangkut hajat orang banyak cenderung
dihindari oleh para pelanggan.
Partner
Strategis (Strategic Partner)
Partner strategis
adalah perusahaan lain yang menjalankan bisnis berbeda dengan perusahaan kita,
tetapi secara bersama-sama bisa menjadi mitra kita dalam menjalankan bisnis
yang saling mengtuzttulgkan kedua belah pihak. Dalam istilah biologi dikenal simbiosis
mutualisme yang kurang lebih
artinya kerja sarna yang saling
menguntungkan. Misalnya, untuk bisnis
jualan baso tahu, maka di antara partner strategis kita adalah penjual
teh botol. Di satu sisi kita perlu tmtuk menjual baso kita, di sisi lain
penjual teh botol perlu menjual minumannya. Kedua jenis bisnis ini dapat menjadi
partner strategis yang dapat
saling menguntungkan kedua jenis bisnis yang dijalankan.
Contoh lainnya, antara perusahaan
tnakanan siap saji McDonald dengan
perusahaan mainan Disney. McDonald
perlu tuituk menjual makanannya. Perusahaan Disney perlu untuk memperkenalkan dan menjual produknya. McDonald bisa
menjual makanannya dengan memberikan daya
tarik hadiah berupa mainan anak-anak dari Disney. Maka dengan cara ini, Disney merupakan
partner strategis dari McDonald.
Regulator .
Regulator adalah
pihak-pihak yang berkepentingan dalam
menciptakan keadaan dari kegiatan
bisnis yang fair dan aman bagi semua pihak yang ingin menjalankan bisnis. Agar keadaan tersebut
dapat terwujud, maka perlu dibuat aturan-aturan main dapat disepakati oleh semua pihak di masyarakat dan secara konsisten
dijalankan pula oleh semua pihak di masyarakat tersebut. Regulator dapat
berasal dari pemerintah, maupun berupa institusi atau lembaga yang disepakati
untuk dibentuk untuk tujuan $ebagaimana yang
dijelaskan di atas. Untuk perdagangan minyak
di dunia, kita kenal misalnya ada
organisasi OPEC yang dibentuk oleh negara-negara
anggotanya untuk menyepakati dan
menjalankan aturan main yang perlu
dijalankan dalam perdagangan minyak di
dunia. Contoh lain dari regulator yang paling jelas adalah pemerintah. Pemerintah
bertugas menetapkan undang-undang dan peraturan yang terkait dengan kegiatan yang ada di masyarakat, tidak terkecuali kegiatan
bisnis. Aturan mengenai tata cara pendirian perusahaan, aturan mengenai
kegiatan bisnis di lokasi tertentu, aturan
mengenai tarif, pajak, dan retribusi yang dibebankan kepada pelaku bisnis, dan lain sebagainya adalah salah
satu contoh regulasi yang dihasilkan oleh pemerintah. Regulator perlu dipahami oleh setiap organisasi bisnis karena secara
langsung maupun tidak langsung
aturan yang ditetapkan oleh regulator akan
memengaruhi kegiatar bisnis yang dijalankan. Pengaruh dari aturan yang
dijalankan tentu akan memengaruhi perencanaan
bisnis dari perusahaan.
Pemerintah (Government)
Pemerintah adalah pihak yang atas legitimasi politik tertentu di
suatu negara diangkat dan bertugas
untuk mewujudkan masyarakat ke arah yang lebih baik dalan pembangunan
di segala bidang. Berdasarkan pengertian ini, maka pernerintah dituntu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan proaktif, mulai dari pemberian kebijakan, penetap an aturan pemerintah,
hingga upaya-upaya antisipasi dan penyelesaian atas berbaga masalah yang ada di masyarakat menuju
masyarakat yang lebih baik di segala bidan€
baik material maupun spiritual.
Sebuah perusahaan perlu memahami pernerintah karena
perusahaan perlu memahami arah dari setiap kebijakan yang diambil
pemerintah, dampaknya terhada kegiatan
bisnis, dan peluang apa yang dapat diambil dari tindakan yang diambil oleh Pemerintah
dalam berbagai hal. Misalnya saja, dengan adanya kebijakan pemerintah untuk menaikkan
tarif listrik dan bahan bakar tninyak, maka
perusahaan akan merasakan dampak dari
kebijakan tersebut.
Berbagai Bentuk Kegiatan Bisnis Internasional
Agar faktor
internasional dari organisasi bisnis dapat diarahkan rnenjadi peluatt; bagi organisasi bisnis, maka perusahaan perlu
memikirkan bagaimana agar kegiata bisnisnya
tidak hanya berhasil di lingkungan lokal negaranya saja, tetapi juga diperluas
ke negara-negara lain. Ada beberapa bentuk kegiatan bisnis internasional yang
dapat dipilih oleh organisasi bisnis, di
antaranya adalah ekspor-impor (export-import),
lisens' (licencing), partner strategis (international
strategic alliance or joint venture), atau investas' langsung
(direct investment).
Kegiatan
Ekspor-Impor (Export-Import) ,
Ekspor adalah kegiatan dalam menghasilkan barang dan jasa di sebuah negar. oleh perusahaan dan menjualnya
ke negara lain atau dipasarkan ke negara lain. Impor adalah kegiatan dalam mendatangkan barang dan jasa dari negara lain
atau negara luar ke sebuah negara di mana perusahaan tersebut berada. Banyaknya
mobil bermerek seperti Toyota,
Mazda, BMW, atau Mercedes, menunjukkan
adanya aktivitas impor, yang dilakukan
di negara kita untuk waktu yang sudah cukup lama. Sebaliknya, adany. pengiriman
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Arab Saudi, Malaysia, Singapura, atau negara lainnya, serta adanya barang-barang
kerajinan rotan kita di negara-negara Eropa,
adalah contoh-contoh bentuk kegiatan ekspor yang dilakukan oleh perusahaan
perusahaan di negara kita.
Lisensi (Licencing)
Lisensi pada dasarnya merupakan sebuah kesepakatan atau perjanjian di mana sebuah
perusahaan memperbolehkan perusahaan lain untuk menggunakan
merek, teknologi, hak paten,
atau aset lainnya. Sebagai kompensasinya, perusahaan yang menggunakan hak perusahaan lain biasanya
diharuskan membayar hak lisensinya berupa sejumlah uang tertentu sebagaimana
kesepakatan yang dibuat.
Partner
Strategis (International Strategic Alliance)
Partner strategis sebagaimana dijelaskan
di bagian sebelumnya merupakan salah satu bentuk kerja sama antara perusahaan
secara internasional untuk dapat melakukan kegiatan bisnis yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Salah satu bentuk spesifik dari partner strategis adalah Joint Venture.
Joint Venture dalah bentuk kerja sama bisnis di mana perusahaan yang berpartner melakukan pembagian kepen'ilikan (sharing ownership)
dalam menjalankan sebuah bisnis (yang umumnya
baru)• Perusahaan-perusahaan makanan siap
saji dari luar negeri (McDonald, KFC A&VU,
dan lain sebagainya) biasanya melakukan bentuk kerja sama bisnis ini, yaitu
antara perusahaan aslinya di luar negeri dengan perusahaan lokal yang
ditunjuk untuk n'enjalankan bisnis ini di
negara lain.
Investasi Langsung (Direct
Investment)
Investasi langsung
adalah salah satu bentuk kegiatan bisnis internasional di mana sebuah perusahaan membeli sebagian atau
keseluruhan aset atau melakukan investasi di sebuah perusahaan di suatu negara tertentu. Pembelian sebagian
saham PT INDOSAT oleh perusahaan
telekomunikasi Singapura, pendirian perusahaan Freeport di Papua, Exxon di Nangroe Aceh Darussalam (NAD), atau juga
pembelian saham PT Bank Niaga dan PT Bank Danamon oleh pihak
Singapura dan Malaysia, merupakan salah satu bentuk investasi langsung yang dapat dilakukan oleh sebuah perusahaan
terhadap perusahaan lain di negara yang berbeda.
Faktor-faktor Terkait dalam Bisnis internasional
Perusahaan yang
menjalankan bisnis secara internasional perlu memerhatikan
beberapa hal yang terkait
dengan kegiatan bisnis internasional, terutama yang terkait dengan kegiatan
transaksi bisnis secara internasional. Ada tiga faktor terkait yang perlu diperhatikan, yaitu kontrol dalam
perdagangan internasional, eksistensi
komunitas dan institusi ekonomi
secara internasional, serta perbedaan budaya antarnegara.
Kontrol dalam Perdagangan
Internasional
Kadangkala.lingkungan
internasional dalam bisnis belum tentu menjamin sebuah perusahaan yang
beroperasi secara internasional akan sukses. Hal ini terkait dengan kepentingan dari suatu negara dalam menjamin,
selain transaksi bisnis bisa dijalankan, luga kepentingan pebisnis lokal
di setiap negara juga terjaga. Amerika Serikat misalnya, sebelum terjadinya fenomena Oil Boom (kenaikan harga minyak) pada tahun 1973, menetapkan.pembatasan atas setiap barang impor
(quota) yangg masuk ke Amerika, khususnya impor kendaraan bermotor dan elektronik
dari Korea dan Jepang. Hat ini dilakukan
agar perusahaan lokal, seperti General Motors, Ford, dan lain sebagainya, dapat tetap bertahan dalam bisnis. Akan tetapi,
setelah terjadinya fenomena Oil Boom
tersebut, maka pemerintah
Amerika mengubah kebijakannya dan membuka kebijakan quota tadi, sehingga
sejak tahun tersebut kendaraan-kendaraan bermotor dari Korea dan Jepang hingga kini membanjiri negara Amerika.
Ada dua jenis kontrol perdagangan internasional yang biasanya dilakukan ole sebuah negara, yaitu quota dan
tariff. Quota merupakan
pembatasan jumlah barang yang
diperjualbelikan secara internasional, apakah ekspor maupun impor. Adapun tari merupakan
pembebanan pajak kepada setiap barang yang diekspor maupun diimpor Komunitas Ekonomi Internasional (Economic Communities)
Komunitas ekonomi adalah kelompok yang terdiri dari berbagai negara yang bersepakat
untuk mengurangi kendala-kendala dalam perdagangan internasional (trade barrier) di antara negara-negara
anggota dalaln kelompok tersebut. Di antara contoh dari komunitas ekonomi tersebut adalah Kesatuan Eropa (European Union),
North
American Free Trade Agreement (NAFTA), Asia-Pasific
Free Trade Agreement (AFTA), dan lain sebagainya. Adanya komunitas
ekonomi ini akan memberikan kekuatan ekonomi yang sangat signifikan
bagi negara-negara anggota dari setiap komunitas tersebut, yaitu dengan adanya kemudahan yang lebih baik daripada
sebelumnya, dan komunitas ini juga menjadi
kekuatan dalam menghadapi kekuatan ekonomi lain di luar kelompok tersebut.
Perbedaan Budaya Antarnegara (Cultural Differences Accross Nations)
Budaya dalam organisasi pada dasarnya merupakan nilai-nilai dan norma yang dianut oleh organisasi dan
membantu para anggotanya untuk memahami bagaimana sebenarnya sebuah organisasi bisnis berjalan, dan apa yang penting dan tidak penting bagi organisasi bisnis dikaitkan dengan lingkungan
di sekitarnya. Jika sebuah organisasi beroperasi di sebuah lingkungan di
mana nilai-nilai yang dianutnya sesuai dengan apa yang dijalankan oleh organisasi bisnis, maka organisasi bisnis tidak
mengalami kesulitan berarti dalam
menjalankan kegiatan bisnisnya, terkait dengan budaya setempat. Akan tetapi,
jika nilai dan norma yang dianut oleh suatu lingkungan berbeda dengan
apa yang diyakini dan dijalankan oleh
perusahaan, maka tidak jarang persoalan budaya ini dapat menghambat kegiatan bisnis dari sebuah organisasi.
Perusahaan perlu memahami adanya perbedaan budaya di setiap lingkungan yang
berbeda, terutama lingkungan internasional, agar dapat
lebih jauh melnahami apa yang sebenarnya
dianut oleh masyarakat setempat di mana perusahaan berinteraksi, dan bagaimana cara beradaptasi dengannya. Sebagai
contoh, budaya Indonesia dengan budaya Malaysia barangkali tidak terlalu
jauh berbeda. Orang Indonesia memiliki kecenderungan
untuk tidak langsung to the point dalam
mengemukakan sesuatu. Hal ini juga pada
umumnya dianut oleh orang-orang Melayu di Malaysia. Dalam kasus General Motors Amerika tidak mengerti mengapa produknya,
Chevrolet Nuvo, tidak begitu sukses terjual di Amerika Latin. Usut punya usut, ternyata Nuvo dalam bahasa Amerika Latin berarti "tidak dapat berjalan". Warna hijau di negara-negara
Muslim banyak dipergunakan, tetapi
di sebagian negara lain dapat
berarti kematian, dan banyak lagi
contoh yang terkait dengan perbedaan
budaya ini.
BUDAYA ORGANISASI DAN KEGIATAN BISNIS
Pentingnya Budaya Bagi Organisasi
Bisnis, budaya
organisasi pada dasarnya lnerupakan nilai-nilai
dan norma yang dianut dan dijalankan
oleh sebuah organisasi terkait denga lingkungan di mana organisasi
tersebut menjalankan kegiatannya. Budaya organisa penting sekali untuk dipahami
karena banyak pengalaman menunjukkan bahwa te nyata budaya organisasi ini tidak
saja berbicara mengenai bagaimana sebuali organisa bisnis menjalankan
kegiatannya sehari-hari, tetapi juga sangat memengaruhi bagaimal Kinerja yang dicapai oleh sebuah organisasi bisnis. Sebagai contoh, perusahaan Levis Strauss menganggap bahwa salah satu kunci
kesuksesan bisnisnya adalah disebabk" oleh budaya organisasi yang telah dibangun di sebuah bangunan
selama kurang leb 68 tahun.
Disebabkan perkelnbangan bisnis yang pesat,
para eksekutif di Levis Strauss berpikir
untuk memindahkan perusahaannya ke bangunan yang lebih luas dan
besar. Apa yang kemudian terjadi? Setelah mereka pirxlah ke bangunan 12 lantai, para eksekutif justru menemukan bahwa para anggota perusahaan
tidak menikmati kepindahan kegiatan di bangunan yang baru, dan Kinerja
perusahaan justru menurun. Akhirnya eksekutif di Levi-Strauss memindahkan
kembali kegiatannya ke gedung yang lama Para anggota perusahaan
menganggap bahwa gedung yang lama lebih membuat mereka
merasa nyaman dalam bekerja, karena kesannya yang informal, dan dapat melakukan
interaksi secara lebih mudah. Ternyata
budaya informal yang dibangun di
perusahaan Levi-Strauss memegang
kunci kesuksesan bisnisnya.
Budaya organisasi pada dasarnya merupakan "apa yang dirasakan, diyakini, darl dijalani"
oleh sebuah organisasi. Bank Amerika
misalnya, memiliki budaya organisasi untuk bekerja secara formal, ketat,
bahkan cenderung kaku dalam menjalankan peraturan.
Para pegawai di perusahaan ini harus memakai pakaian yang sangat formal seperti
kemeja, dasi, dan jas. Berbeda dengan Perusahaan Texas Instruments yang tnenerapkan
budaya organisasi di mana penggunaan "dasi" merupakan sesuatu yang dihindari dalam bekerja, dan mereka cenderung untuk
berbusana secara informal dan casual,
seperti t-shirt, kaos, dan sebagian
pekerjanya tnenggunakan jaket.
Budaya organisasi
akan sangat berbeda dari satu perusahaan dengan perusahaan lain. Namun, pada
intinya apa yang dianut oleh sebuah perusahaan akan menentukan bagaimana
kesuksesan dapat mereka raih. Namun demikian, budaya organisasi berbeda tidak saja antarperusahaan, namun juga antarbagian
di sebuah perusahaan. Bagian pemasaran
dan SDM barangkali memiliki budaya organisasi yang lebih fleksibel dibandingkan dengan bagian keuangan dan produksi. Oleh karena kecenderungan
ini ada di setiap organisasi, maka budaya organisasi merupakan faktor
yang akan menentukan bagaimana tujuan dapat
dicapai secara efektif dan efisien.
Faktor Penentu Terbentuknya Budaya Organisasi
Kita barangkali akan bertanya-tanya dari mana sesungguhnya budaya
organisasi itu
ada. Berdasarkan catatan teoritis dan empiris, budaya organisasi merupakan
nilainilai dan keyakinan yang dipegang oleh sebuah organisasi dari sejak
organisasi tersebut terbentuk, tumbuh,
dan berkembang. Apa yang dirasakan,
dialami oleh setiap perusahaan dari mulai mereka membangun bisnisnya
hingga kesuksesannya bahkan juga tidak terkecuali kegagalan yang pernah
dialaminya, membangun sebuah budaya dalam organisasi.
Sebuah perusahaan akan menemukan bahwa dari sekian tahun perjalanan bisnisnya,
banyak hal yang kemudian dapat dijadikan nilai-nilai dan norma yang dapat dipegang teguh oleh organisasi untuk meraih
sukses dalam jangka panjang.
Berdasarkan pemahaman di atas, faktor yang menentukan
terbentuknya budaya organisasi adalah
pengalaman yang dijalani oleh
organisasi itu sendiri. Pengalaman bisa
berupa kesuksesan maupun kegagalan. Kesuksesan bisa disebabkan karena adanya konsep
bisnis yang tepat, pendekatan manajemen yang terbaik, dan lain-lain.
Sebaliknya, kegagalan dapat disebabkan oleh
ketidaktepatan konsep bisnis yang dijalankan,
Pendekatan manajemen yang buruk, atau bahkan mungkin faktor lingkungan
eksterr P tidak sangguP diantisipasi
oleh perusahaan. Fase-fase kesuksesan dan kegagalan yang dari dasarnya menentukan bagaimana budaya
organisasi terbentuk dan diyaki kenp,adian
oleh organisasi tersebut sebagai sebuah konsep norma dan nilai yang than dan
menlengaruhi keseluruhan cara kerja perusahaan.
Manajemen Bagi Budaya Organisasi
Bagaimana budaya
organisasi dapat dikelola? Bagaimana manajemen semcstin bertindak berdasarkan budaya organisasi yang dianut dan dijalani,
yang pada dasarn budaYa organisasi ini jel.as dari kepentingannya,
namun tak mudah untuk diidentifik; karena cenderung tak berwujud?
Pada dasarnya para manajer perlu memahami organisasi apa yang dianut saat ini,
diyakini oleh Lingkungan saat ini, dan
kenuidi perlu memiliki keyakinan untuk
mempertahankan dan atau mengubah budaya
terseh sesuai dengan tujuan
organisasi yang ingin dicapai dalam jangka
panjang.
Tidak setiap budaya organisasi harus dipertahankan. Adakalanya budaya
organisi justru
harus diubah. Tetapi, seorang manajer perlu memahami benar budaya organisi mana yang harus dipertahankan dan mana
yang harus diubah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang begitu pesat, misalnya, mendorong setiap orang
atau setiap perusahaan untuk
melakukan perubahan secara cepat. Dalam konteks ini barangk setiap perusahaan perlu melakukan penyesuaian dan
perubahan yang terkait dengan budaya organisasi. Jika sebuah organisasi terbiasa
bekerja lambat, tidak tepat waktu maka
dapat diperkirakan organisasi tersebut tidak
dapat beradaptasi dengan Iingktung yang
berubah sangat cepat. Namuri demikian, adanya pertukaran budaya sebagai akil adanya transaksi bisnis internasional tidak secara
otomatis mengubah cara orang-orang berinteraksi
dengan orang lain. Budaya ramah-tamah orang Indonesia tidak serta merta harus diubah karena orang
Indonesia harus bertransaksi dengan orang-orang yang tidak menganggap penting keramahtamahan misalnya.
Berdasarkan uraian di atas, para manajer harus tahu persis budaya
organisasi seperti apa yang semestinya dibangun dan dipertahankan. Oleh
karena itu, kemampuan para manajer untuk memahami skenario budaya dan
lingkungan di mana perusahaan akan berinteraksi sangatlah dibutuhkan. Hal ini
sebagaimana dijelaskan di muka, terkenal dengan kemampuan adaptasi dari
perusahaan itu sendiri. Kadangkala para manager perlu memasukkan "orang
luar" agar budaya organisasi berubah. Misalnya saja, sebuah Perusahaan yang mempekerjakan orang asing
di perusahaannya walaupun mayoritas pekerjanya
adalah orang lokal. Kebijakan ini
salah satunya dilakukan dengan harap bahwa
orang asing tersebut dapat memengaruhi bagaimana orang-orang di perusahaan bekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar