ekonomi perbankan daud kalla

Senin, 23 Maret 2015

manajemen sumber daya (manajemen bank



Manajemen sumber daya
Description: images.jpg

Nama : Daud Yusuf Landu Kalla      2012210439
            Ainul Mala                         2012210452
            Dewa                                  2012210601
            Hendri Surya                      2012210
            Ivtha Subroto                     2012210621
  Rita Natalia                        2012210622
  Satria sanjaya                     2012210380

STIE PERBANAS SURABAYA



















makalah manajemen bank


Segala Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat Iman dan Islam kepada kita. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW, Keluarga, Sahabat, dan kita sebagai penerusnya hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, berkat Rahmat dan Hidayah Allah SWT, kami dapat  menyelesaikan Tugas Makalah yang berjudul “Allocation Of Funds Approach Dan Pool Of Funds Approach”. Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Manajemen Bank STIE Perbanas Surabaya.
Dalam pembuatan makalah ini kami tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.Terutama bimbingan dosen.Kami menyadari bahwa laporan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami mengharap saran dan kritik apabila pembaca menemukan kesalahan dan kekurangan demi perbaikan di kemudian hari. Harapan kami mudah – mudahan laporan makalah ini dapat menambah wawasan kita semua.
                                                                      
                                                                                                                 
                                                                                     Surabaya, 3 Oktober              2013                                       
                                                                                                Tim Penyusun



Contents
















1.1       Latar Belakang
            Secara teoritis ada dua pendekatan yang dapat digunakan bank dalammanajemen pendanaan dan pembiayaan yaitu Pendekatan pool of fund approach dan assets allocation approach Pendekatan pool of fund approach dan assets allocationapproach  digunakan bank syariah dalam manajemen pendanaan dan pembiayaan.Masing masing pedekatan ini memiliki perbedaan mendasar meskipun subtansinya sama. Perbedaan mendasar terletak pada pola pendanaan saja. Sementara subtasinya bahwa kedua pendekatan itu mengunakan aqad yang sama, baik pada pendanaanmaupun pembiayaan yaitu aqad-aqad yang dibenarkan dalam islam. Keputusanpemilihan terhadap salah satu dari kedua pendekatan itu sangan tergantung pada kebijakan manajerial masing-masing bank. Kecenderungan itu sangat tergantung pada kesiapan bank baik kesiapan sumber daya manuisa maupun standar operasional bank.Pedekatan pool of fund approach melakukan penghimpuna dana yangbersumber dari berbagai pihak dengan berbagai macam aqad ke dalam satu kas,artinya semua pendanaan dikumpulkan dalam satu terminal (pool) kemudian bebasmengalokasikan ke dalam berbagai bentuk pembiayaan yang tidak dibatasi oleh model-model akad yang berbeda-beda baik earning (memilki hasil) maupunnon earning(tidak ada hasil). Sementara pendekatan assets allocation approach tidak menggunakan sistimterminal (pool). Artinya, bank langsung dapat mengalokasikan setiap dana yangdikumpulkan ke sektor pembiayaan yang diinginkan namun dibatasi oleh kelompok aqad tertentu.

           
1.2       Rumusan Masalah
Dalam Makalah ini penyusun mencoba menghadirkan beberapa masalah, yaitu:
Apa yang dimaksud dengan Persepsi?
1.      Tujuan alokasi dana bank ?
2.      Berapa pendekatan dalam pengalokasian dana bank ?
3.      Kelebihan dari allocation of funds approach dan pool of funds approach?
4.      Kelebihan dari allocation of funds approach dan pool of funds approach?


            Berdasarkan latar belakang yang tertulis, tujuan makalah ini tidak lain yaitu:
1.      Memahami tentang Tujuan dari alokasi bank
2.      Mengetahui pendekatan yang digunakan pada alokasi bank
3.      Mengetahui kelebihan dari allocation of funds dan pool of funds approach
4.      Mengetahui kekurangan dari allocation of funds dan pool of funds approach








Asset Allocation Dana yang dipeoleh dari berbagai sumber tidak dianggap sebagai dana tunggal dalam alokasinya diperlakukan secara individu dengan pertimbanan karakteristik masing-masing sumber dana. Berdasarkan pengertian dan penjelasan manajemen dana, pendekatan alokasi dana Bank Muamalat adalah fund pool approuch. Dimana dalam bank syariah penghimpun dana yang dilakukan tidak membedakan nama produk tetapi melihat prinsip apa yang digunakan yaitu prinsip wadiah dan mudharabah. Dimana dana bank dicampur menjadi satu dalam bentuk pooling dana maka dalam penyaluran dana tersebut tidak diketahui dengan jelas sumber dana mana yang dari prinsip wadiah maupun mudharabah atau dari modal sendiri.


Dilihat dari alokasi dana bank atau disebut juga investasi dana bank, maka dana yang telah dihimpun dari berbagai sumber dana perlu dikelola secara efektif dan efisien. Dalam hal ini, perlu mempersiapkan strategi penempatn dana atau alokasi dana berdasarkan rencana yang telah ditetapkan, dengan tujuan antara lain :
1.      Memperoleh tingkat rentabilitas yang tinggi
2.      Mempertahankan kepercayaan masyarakat
3.      Menjaga agar posisi likuiditas tetap umum
untuk mencapai tujuan diatas, alokasi dana bank atau investasi dana bank perlu diarahkan sedemikian rupa sehingga pada saat yang diperlukan, semua kepentingan nasabah dapat dipenuhi. bank juga harus menjaga agar para nasabahnya merasa puas atas pelayanan bank, baik nasabah yang akan mengambil kredit, nasabah yang akan menabung maupun mereka yang akan menarik atau mencairkan tabungannya.
Alokasi dana bank atau investasi dana bank yang terdapat pada sisi aktiva neraca bank dapat disalurkan dalam bentuk :
1.      Non Earning Asses (Aktiva Yang Tidak Menghasilkan), Yang Terdiri Dari : cadangan primer (primary reserve) dan penanaman dana   dalam aktiva tetap dan inventaris.
2.      Earning Assets (Aktiva Yang Menghasilkan) Yang Terdiri Dari : cadangan sekunder (secondary reserve), kredit yang diberikan (loanable funds) dan investai dana jangka panjang (penyertaan)
Alokasi atau investasi dana dalam primary reserve berbentuk uang tunai dalam kas dan uang tunai dalam saldo rekening di bank Indonesia. Dana primary reserve ditujukan untuk kepentingan cash ratio atau penjagaan likuiditas bank sesuai dengan regulasi yang dikeluarkan oleh bank Indonesia sebagai bank sentral. Sementara itu, investasi dan  dalam  bentuk barang tetap dan inventaris mrupakan penanaman dana untuk menunjang kelancaran bisnis perbankan, seperti pembangunan gedung kantor dan pembelian peralatan kanor. Dana ini pada umumnya bersal dari modal awal dan dari cadangan atau laba yang tidak dibagi.
Dalam melaksanakan fungsinya lembaga intermediasi keuangan, pengalokasian dana dalam earning asset harus dilkukan oleh bank. Penyaluran dan dalam bentuk kredit kepada debitur akan memberikan pendapatan bagi bank berupa bunga. Alokasi dana dalam secondary reserve dilakukan untuk menyangga likuiditas sekaligus memperoleh keuntungan. Bank akan melakukan usaha sedemikian rupa sehingga idak ada  dana yang menganggur, karena dana yang menganggur akan merugikan pihak bank.
Dalam melakukan usaha penghimpunan dana dan pengalokasian dana, bank dapat menggunakan dua pendekatan :
1.      Pool of funds approach adalah penempatan (alokasi) dana bank dengan tidak memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan sumber dana, seperti sifat, jangka waktu, dan tingkat harga perolehannya.
2.      Asset Allocation Approach adalah penempatan dana ke berbgai aktiva dengan mencocokan masing-masing sumber dana tersebut.

sources of funds                                                                                   Allocation of funds
Rounded Rectangle: Pool of funds                                               
                         
Dari diagram pool of funds approach, dapat dilihat bahw dana yang tersedia bisa berasal dari giro, deposito, tabungan, dan modal. semua dana yang tersedia dihimpun menjadi satu, kemudian dialokasikan pada berbagai kemungkinan pengalokasian dana bank, yaitu :
1.      Primary reserve
primary reserve merupakan alernatif utama, yang merupakan alat-alat likuid berupa kas, giro di bank Indonesia dan saldo pada bank lain, cek, dan uang dalam proses penagihan

Tujuan dari Primary Reserve :
a.       Untuk memenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu likuiditas wajib minimum (giro wajib minimum), keperluan operasi bank, semua penarikan simpanan, dan permintaan pencairan kredit dan nasabah, penyelesaian kliring antar bank dan kewajiban-kewajiban bank lainnya yang harus segera di bayar.
2.      Secondary Reserve (Cadangan Sekunder) adalah penempatan dana-dana ke dalam non cash liquid asset (asset likuid yang bukan kas) yang dapat memberikan pendapatan kepada bank dan mudah diperjualbelikan seperti, Surat berharga tersebut antara lain :
a.       Surat berharga pasar uang (SBPU)
b.      Sertifikat Bank Indonesia
c.       Surat berharga jangka pendek lainnya
d.      Surat Utang Negara

Tujuan Cadangan Sekunder :
a.  Memenuhi kebutuhan likuiditas yang bersifat jangka pendek.
b.  Memenuhi kebutuhan likuiditas yang segera harus dipenuhi dan kebuthan-   kebutuhan lainnya  sebelumnya tidak diperkirakan .
c.  Sebagai tambahan apabila cadangan primer tidak mencukupi.
d.  Memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek yang tidak diperkirakan

3.      Loan portofolio (kredit)
loan portofolio merupakan pengalokasian dana bank untuk menciptakan pendapatan bagi bank
Penentuan besarnya volume kredit dipengaruhi oleh ketentuan-ketentuan sbb:
a.       Reserve Requirement (RR) adalah ketentuan bagi setiap bank umum untuk menyisihkan sebagian dari dana pihak yang berhasil dihimpunnya dalam bentuk giro wajib minimum berupa rekening giro bank yang bersangkutan pada bank Indonesia
b.      Loan to deposit ratio (LDR) adalah rasio antar besarnya seluruh volume kredit yang dsalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sector.
c.       Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) adalah ketentuan tentang tidak diperbolehkannya suatu untuk memberikan kredit (baik kepada nasabah tunggal maupun kepada nasabh group) yang besarnya melebihi 20% dari besarnya modal yang bersangkutan.
COLF dan Lending Rate
·         Penghitungan biaya dana bank mempergunakan metode biaya rata-rata tertimbang ini dikarenakan sumber dana bank terdiri atas berbagai jenis, baik sifatnya, jumlah dana yang terhimpun, maupun beban yang harus dibayarkan oleh bank kepada sumber dana, misalnya pada masyarakat.
·         Biaya dana bank menurut pendekatan ini dihitung terlebih dahulu memperhatikan peran masing-masing sumber dana dan factor lain yang secara langsung mempengaruhi biaya dana, misalnya ketentuan tentang cadangan wajib atau likuiditas wajib minimum (reserve requirement)
·         Konsep ini secara langsung menentukan biaya dana yang harus dibayar oleh bank untuk setiap rupiah dana setelah dikurangi dengan bagian dana yang harus dipelihara bank sebagai cadangan wajib yang disebut (Cost of Loanble Funds).
·         Semakin besar ketentuan cadangan wajib minimum, semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap biaya dana yang harus dipikul bank.  Besarnya cadangan wajib minimum atau reserve requirement.
1.      Sebelum pakto 88 sebesar 10%
2.      Setelah pakto 88 sebesar 2%
3.      Pada tahun 1996 sebesar 3%
4.      Sejak tahun 1997 sebesar 5%

Perhitungan biaya dana berdasarkan metode biaya rata-rata tertimbang dilakukan berturut-turut :
1.      Menghitung secara keseluruhan masing-masing jumlah dana yang berbiaya sesuai dengan persentase komposisi sumber dana.
2.      Tingkat bunga efektif :
               100 %      X  tingkat bunga
100% - RR
3.      Selanjutnya dari hasil perkalian antara persentase komposisi dana dengan bunga efektif akan diperoleh kontribusi biaya dana bank.

Contoh Penghitungan COLF :
Pada tahun 1995, Bank ABC dapat menghimpun dana (anggaplah hanya dua dari sumber dana masyarakat sbb :
Sumber Dana
Dana yang dihimpun
(Rp)
Tingkat Bunga Kpd Masyarakat
RR
Giro
15 Millyar
06 % p.a
5 %
Tabungan
45 Millyar
14 % p.a
5 %
Deposito
90 Millyar
18 % p.a
5%

Sumber dana
(1)
Jumlah dana
(2)
Komposisi dana
(3)
Tngkat Bunga
(4)
RR

(5)
Bunga Efektif
(6)
Kontribusi biy. Dana
(7)
Giro
15.000
10%
06 %
5%
6,351 %
0,632 %
Tabungan
45.000
30%
14%
5%
14,737 %
4,421 %
Deposito
90.000
60%
18%
5%
18, 947 %
11,367 %


1.                  Reserve Requirement (RR) adalah ketentuan bagi setiap bank umum untuk menyisihkan sebagian dari dana pihak yang berhasil dihimpunnya dalam bentuk giro wajib minimum berupa rekening giro bank yang bersangkutan pada bank Indonesia.
2.                  Loan to deposit ratio (LDR) adalah rasio antar besarnya seluruh volume kredit yang dsalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sector.
3.                  Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) adalah ketentuan tentang tidak diperbolehkannya suatu untuk memberikan kredit (baik kepada nasabah tunggal maupun kepada nasabh group) yang besarnya melebihi 20% dari besarnya modal yang bersangkutan.

Portofolio Investment adalah investasi berupa penannaman dalam bentuk surat-surat berharga jangka panjang atau surat-surat berharga yang berlikuiditas tinggi, contoh obligasi.

1.                  Tingkat bunga (untuk jenis obligasi)
2.                  Capital gain yang mungkin bisa diraih (untuk jenis saham)
3.                  Kualitas atau keamanan (terutama untuk jenis saham)
4.                  Mudah diperjualbelikan
5.                  Jangka waktu jatuh tempo
6.                  Pajak yang harus dibayar
7.                  Diversifikasi (kangan ditanam pada satu jenis portofolio)
8.                  Ekspektasi (harapan akan keuntungan di masa mendatang)

4. Fixed Assets adalah penanaman dalam bentuk aktiva tetap (fixed asset) seperti pembelian tanah, pembangunan gedung kantor bank, perlatan operasional bank.
Alokasi dana menurut sifat aktiva adalah pengalokasian dana bank ke dalam bentuk-bentuk aktiva, baik aktiva yang dapat memberikan hasil (income) maupun aktiva-aktiva yang tidak memberikan hasil.
Aktiva Produktif (earning assets) adalah semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh Penghasilan sesuai dengan fungsinya .  Komponen Aktiva Produktif terdiri atas :
1.      Kredit yang diberikan
2.      Penempatan dana pada bank lain (deposito berjangka, call money)
3.      Surat-surat berharga (SBI, SBPU)
4.      Penyertaan modal
penanaman dana dalam aktiva non produktif
Adalah penanaman dana bank ke dalam aktiva yang tidak memberikan hasil bagi bank.  Komponen dana dalam bentuk aktiva tidak produktif ini terdiri atas:
1.      Alat-alat likuid (kas, giro pada BankIndonesia, Giro pada bank-bank lain, warkat dalam proses penagihan.
2.      Aktiva tetap dan inventaris (tanah, gedung, computer, ATM, facsimile)
Fund Pool of Approuch Dimana dana yang diperoleh dari berbagai sumber diperlakukan sebagai dana tunggal, sehingga sumber dana tidak lagi dibedakan berdasarkan jenis dan sifat sumber dana selanjutnya dana dilakukan berdasarkan prioritas dan strategi peruahaan.

1.      Perhitungan biaya relatif sederhana
2.      Pengelolaannya tidak kompleks.
1.      Tidak diberikan dasar untuk memperkirakan standar likuiditasnya.
2.      Tidak terdapat pertimbangan terhadap perubahan giro, tabungan, deposito, dan sumber lainnya.
3.      Mengabaikan likuiditas yang berasal dari portofolio kredit melalui pembayaran cicilan dana bungan secara terus-menerus.
4.      Memperkecil peranana cadangan sekunder sebagai sumber likuiditas.
5.      Mengabaikan kenyataan mengenai kemampuan bank untuk memperoleh laba dari operasinya.
6.      Mengabaikan peran interaksi aktive dan pasiva dalam penyediaan likuiditas secara musiman
Perhitungan Tingkat Bunga Kredit
Dalam industri perbankan yang sangat kompetitif penentuan tingkat bunga kredit menjadi suatu alat persaingan yang sangat strategis. Komponen-komponen yang menentukan tingkat bunga kredit adalah sbb :
1.      Cost of Loanable Funds
2.      Overhead Cost
3.      Risk factor
4.      Spread
5.      Pajak

Overhead Cost
Ada beberapa konsep yang dapat dijadikan pegangan tentang overhead cost tersebut, antara lain :
Overhead Cost adalah seluruh biaya (di luar biaya dana) yang dikeluarkan oleh bank dalam menjalankan kegiatannya.
Biaya-biaya yang termasuk dalam overhead cost ditanggung seluruh jumlah aktiva yang menghasilkan pendapatan atau total aktiva produktif  (total earning assets)
Overhead Cost = Total Biaya (di Luar Biaya dana )    X 100%
                                      Total Earning Assets

Dalam menetapkan besarnya persentase overhead terhadap tingkat lending rate, tiap-tiap bank memiliki kebijakan sendiri, tergantung kepada tingkat effisiensi bank yang bersangkutan.
Dihadapkan pada berbagai kondisi persaingan yang ada, dalam praktek perbankan sehari-hari para eksekutif menetapkan kebijakan untuk memasang tariff dalam perhitungan overhead cost antara 2% sampai dengan 4%
Risk Factor
Risk Factor adalah komponen dalam penentuan lending rate yang sangat mempertimbangkan kemungkinan terjadinya kredit bermaslah termasuk kredit macet
Risk Factor = Biaya Penyisihan Cadangan Penghapusan Kredit   X 100%
                                      Total Kredit Yang Diberikan
Dalam praktek perbankan sehari-hari, besarnya risk factor tersebut berkisar 1 hingga 2,5% dengan mempertimbangkan :
1.      Jenis kredit yang diberikan
2.      Keyakinan akan terjadi resiko kredit
3.      Volume kredit yang diberikan
4.      Kondisi persaingan yang ada.
Spread. Biasa disebut juga net margin adalah pendapatan bank yang utama dan akan menentukan besarnya pendapatan bersih (net income) bank.  Penentuan tinggi rendahnya spread tergantung kepada bagaimana pihak bank menerapkan strategi bank serta target marketnya.  Dalam praktek perbankan di Indonesia, eksekutif bank menetapkan spread sebesar 2% hingga 3% p.a.
Pajak Pembeban pajak sebagai komponen dari penentuan tingkat bunga kredit (lending ratio) dapat dibebankan penuh atau sebagian.
Penentuan Lending Ratio.  Dengan memperhitungkan kelima komponen penting dari lending rate yang diuraikan diatas dengan menjumlahkan (COLF), Overhead Cost, Risk Factor,
Spread dan Pajak (Tax).  Contoh :
1.      Cost of lending funds  = 16.42%
2.      Overhead Cost             =    2.50%
3.      Risk Factor                  =    1.50%
4.      Spread                         =    3.00%
5.      Pajak 35%                   =    1,05%
6.      Tingkat bunga kredit   =  24,05%


kelebihan : 
1.      Mengalihkan penekanan likuiditas kepada profitabilitas
2.      Jumlah rata-rata cadangan likuiditas mengalami penurunan sehingga alokasi dana dapat dialihkan lebih banyak pada penyaluran kredit dan penanaman modal dalam surat-surat berharga yang memiliki keuntungan lebih tinggi.



1.      Keputusan mengenai jumlah likuiditas dilakukan berdasarkan perkiraan atau perputaran simpanan.
2.      Bisa terjadi kelebihan likuiditas yang menyebabkan keuntungan menjadi berkurang.
3.      Portofolio kredit dianggap sama sekali tidak likuid sehingga kredit tidak dianggap sebagai sumber likuiditas yang potensial.
4.      Keputusan mengenai menajemen aktiva-pasiva dibuat secara independen














Martono, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”. 2002, Yogyakarta : Ekonisia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar