Manajemen
sumber daya
Nama
: Daud Yusuf Landu Kalla 2012210439
Ainul Mala 2012210452
Dewa
2012210601
Hendri Surya 2012210
Ivtha Subroto 2012210621
Rita Natalia 2012210622
Satria sanjaya 2012210380
STIE PERBANAS
SURABAYA
makalah manajemen bank
Segala
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat Iman dan Islam
kepada kita. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita
Rasulullah Muhammad SAW, Keluarga, Sahabat, dan kita sebagai penerusnya hingga
akhir zaman.
Alhamdulillah,
berkat Rahmat dan Hidayah Allah SWT, kami dapat
menyelesaikan Tugas Makalah yang berjudul “Allocation Of Funds Approach Dan Pool Of Funds Approach”. Penulisan
makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Manajemen
Bank STIE Perbanas Surabaya.
Dalam
pembuatan makalah ini kami tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.Terutama
bimbingan dosen.Kami menyadari bahwa laporan makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami
mengharap saran dan kritik apabila pembaca menemukan kesalahan dan kekurangan
demi perbaikan di kemudian hari. Harapan kami mudah – mudahan laporan makalah
ini dapat menambah wawasan kita semua.
Surabaya, 3 Oktober 2013
Tim Penyusun
Contents
Secara teoritis ada dua pendekatan
yang dapat digunakan bank dalammanajemen pendanaan dan pembiayaan yaitu
Pendekatan pool of fund approach dan assets allocation approach Pendekatan pool
of fund approach dan assets allocationapproach
digunakan bank
syariah dalam manajemen pendanaan dan pembiayaan.Masing masing pedekatan ini
memiliki perbedaan mendasar meskipun subtansinya sama. Perbedaan mendasar
terletak pada pola pendanaan saja. Sementara subtasinya bahwa kedua pendekatan
itu mengunakan aqad yang sama, baik pada pendanaanmaupun pembiayaan yaitu
aqad-aqad yang dibenarkan dalam islam. Keputusanpemilihan terhadap salah satu
dari kedua pendekatan itu sangan tergantung pada kebijakan manajerial
masing-masing bank. Kecenderungan itu sangat tergantung pada kesiapan bank baik
kesiapan sumber daya manuisa maupun standar operasional bank.Pedekatan pool of
fund approach melakukan penghimpuna dana yangbersumber dari berbagai pihak dengan
berbagai macam aqad ke dalam satu kas,artinya semua pendanaan dikumpulkan dalam
satu terminal (pool) kemudian bebasmengalokasikan ke dalam berbagai bentuk
pembiayaan yang tidak dibatasi oleh model-model akad yang berbeda-beda baik
earning (memilki hasil) maupunnon earning(tidak ada hasil). Sementara pendekatan
assets allocation approach tidak menggunakan sistimterminal (pool). Artinya,
bank langsung dapat mengalokasikan setiap dana yangdikumpulkan ke sektor
pembiayaan yang diinginkan namun dibatasi oleh kelompok aqad tertentu.
Dalam Makalah ini penyusun mencoba menghadirkan beberapa
masalah, yaitu:
2. Berapa pendekatan dalam pengalokasian dana bank ?
3. Kelebihan dari allocation of funds approach dan pool of
funds approach?
4. Kelebihan dari allocation of funds approach dan pool of
funds approach?
Berdasarkan latar belakang yang
tertulis, tujuan
makalah ini
tidak lain yaitu:
1.
Memahami tentang Tujuan
dari alokasi bank
2.
Mengetahui pendekatan
yang digunakan pada alokasi bank
3.
Mengetahui kelebihan
dari allocation of funds dan pool of funds approach
4. Mengetahui
kekurangan dari allocation of funds dan pool of funds approach
Asset Allocation Dana yang dipeoleh
dari berbagai sumber tidak dianggap sebagai dana tunggal dalam alokasinya
diperlakukan secara individu dengan pertimbanan karakteristik masing-masing
sumber dana. Berdasarkan pengertian dan penjelasan manajemen dana, pendekatan
alokasi dana Bank Muamalat adalah fund pool approuch. Dimana dalam bank syariah
penghimpun dana yang dilakukan tidak membedakan nama produk tetapi melihat
prinsip apa yang digunakan yaitu prinsip wadiah dan mudharabah. Dimana dana
bank dicampur menjadi satu dalam bentuk pooling dana maka dalam penyaluran dana
tersebut tidak diketahui dengan jelas sumber dana mana yang dari prinsip wadiah
maupun mudharabah atau dari modal sendiri.
Dilihat
dari alokasi dana bank atau disebut juga investasi dana bank, maka dana yang
telah dihimpun dari berbagai sumber dana perlu dikelola secara efektif dan
efisien. Dalam hal ini, perlu mempersiapkan strategi penempatn dana atau
alokasi dana berdasarkan rencana yang telah ditetapkan, dengan tujuan antara
lain :
1.
Memperoleh tingkat rentabilitas yang tinggi
2.
Mempertahankan kepercayaan masyarakat
3.
Menjaga agar posisi likuiditas tetap umum
untuk
mencapai tujuan diatas, alokasi dana bank atau investasi dana bank perlu
diarahkan sedemikian rupa sehingga pada saat yang diperlukan, semua kepentingan
nasabah dapat dipenuhi. bank juga harus menjaga agar para nasabahnya merasa
puas atas pelayanan bank, baik nasabah yang akan mengambil kredit, nasabah yang
akan menabung maupun mereka yang akan menarik atau mencairkan tabungannya.
Alokasi
dana bank atau investasi dana bank yang terdapat pada sisi aktiva neraca bank
dapat disalurkan dalam bentuk :
1.
Non Earning Asses (Aktiva Yang Tidak Menghasilkan), Yang Terdiri Dari :
cadangan primer (primary reserve) dan penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris.
2.
Earning Assets (Aktiva Yang Menghasilkan) Yang Terdiri Dari : cadangan sekunder
(secondary reserve), kredit yang diberikan (loanable funds) dan investai dana
jangka panjang (penyertaan)
Alokasi
atau investasi dana dalam primary reserve
berbentuk uang tunai dalam kas dan uang tunai dalam saldo rekening di bank
Indonesia. Dana primary reserve ditujukan untuk kepentingan cash ratio atau penjagaan likuiditas bank
sesuai dengan regulasi yang dikeluarkan oleh bank Indonesia sebagai bank
sentral. Sementara itu, investasi dan
dalam bentuk barang tetap dan
inventaris mrupakan penanaman dana untuk menunjang kelancaran bisnis perbankan,
seperti pembangunan gedung kantor dan pembelian peralatan kanor. Dana ini pada
umumnya bersal dari modal awal dan dari cadangan atau laba yang tidak dibagi.
Dalam
melaksanakan fungsinya lembaga intermediasi keuangan, pengalokasian dana dalam earning asset harus dilkukan oleh bank.
Penyaluran dan dalam bentuk kredit kepada debitur akan memberikan pendapatan
bagi bank berupa bunga. Alokasi dana dalam secondary
reserve dilakukan untuk menyangga likuiditas sekaligus memperoleh
keuntungan. Bank akan melakukan usaha sedemikian rupa sehingga idak ada dana yang menganggur, karena dana yang
menganggur akan merugikan pihak bank.
Dalam
melakukan usaha penghimpunan dana dan pengalokasian dana, bank dapat
menggunakan dua pendekatan :
1.
Pool of funds approach adalah penempatan (alokasi) dana bank dengan tidak
memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan sumber dana, seperti sifat, jangka
waktu, dan tingkat harga perolehannya.
2.
Asset Allocation Approach adalah penempatan dana ke berbgai aktiva dengan
mencocokan masing-masing sumber dana tersebut.
sources of funds Allocation
of funds
Dari diagram pool of funds approach, dapat dilihat bahw dana yang tersedia bisa berasal dari giro, deposito, tabungan, dan modal. semua dana yang tersedia dihimpun menjadi satu, kemudian dialokasikan pada berbagai kemungkinan pengalokasian dana bank, yaitu :
1.
Primary reserve
primary
reserve merupakan alernatif utama, yang merupakan alat-alat likuid berupa kas,
giro di bank Indonesia dan saldo pada bank lain, cek, dan uang dalam proses
penagihan
Tujuan
dari Primary Reserve :
a.
Untuk memenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu likuiditas wajib
minimum (giro wajib minimum), keperluan operasi bank, semua penarikan simpanan,
dan permintaan pencairan kredit dan nasabah, penyelesaian kliring antar bank
dan kewajiban-kewajiban bank lainnya yang harus segera di bayar.
2. Secondary Reserve (Cadangan Sekunder) adalah penempatan
dana-dana ke dalam non cash liquid asset (asset likuid yang bukan kas) yang
dapat memberikan pendapatan kepada bank dan mudah diperjualbelikan seperti,
Surat berharga tersebut antara lain :
a.
Surat berharga pasar uang (SBPU)
b.
Sertifikat Bank Indonesia
c.
Surat berharga jangka pendek lainnya
d.
Surat Utang Negara
Tujuan
Cadangan Sekunder :
a. Memenuhi kebutuhan
likuiditas yang bersifat jangka pendek.
b. Memenuhi kebutuhan
likuiditas yang segera harus dipenuhi dan kebuthan- kebutuhan lainnya sebelumnya tidak diperkirakan .
c. Sebagai tambahan
apabila cadangan primer tidak mencukupi.
d. Memenuhi
kebutuhan likuiditas jangka pendek yang tidak diperkirakan
3.
Loan portofolio (kredit)
loan
portofolio merupakan pengalokasian dana bank untuk menciptakan pendapatan bagi
bank
Penentuan
besarnya volume kredit dipengaruhi oleh ketentuan-ketentuan sbb:
a.
Reserve Requirement (RR) adalah ketentuan bagi setiap bank umum untuk
menyisihkan sebagian dari dana pihak yang berhasil dihimpunnya dalam bentuk
giro wajib minimum berupa rekening giro bank yang bersangkutan pada bank
Indonesia
b.
Loan to deposit ratio (LDR) adalah rasio antar besarnya seluruh volume kredit
yang dsalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sector.
c.
Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) adalah ketentuan tentang tidak
diperbolehkannya suatu untuk memberikan kredit (baik kepada nasabah tunggal
maupun kepada nasabh group) yang besarnya melebihi 20% dari besarnya modal yang
bersangkutan.
COLF dan
Lending Rate
·
Penghitungan
biaya dana bank mempergunakan metode biaya rata-rata tertimbang ini dikarenakan
sumber dana bank terdiri atas berbagai jenis, baik sifatnya, jumlah dana yang
terhimpun, maupun beban yang harus dibayarkan oleh bank kepada sumber dana,
misalnya pada masyarakat.
·
Biaya dana
bank menurut pendekatan ini dihitung terlebih dahulu memperhatikan peran
masing-masing sumber dana dan factor lain yang secara langsung mempengaruhi
biaya dana, misalnya ketentuan tentang cadangan wajib atau likuiditas wajib
minimum (reserve requirement)
·
Konsep ini
secara langsung menentukan biaya dana yang harus dibayar oleh bank untuk setiap
rupiah dana setelah dikurangi dengan bagian dana yang harus dipelihara bank
sebagai cadangan wajib yang disebut (Cost of Loanble Funds).
·
Semakin
besar ketentuan cadangan wajib minimum, semakin tinggi pula pengaruhnya
terhadap biaya dana yang harus dipikul bank.
Besarnya cadangan wajib minimum atau reserve requirement.
1.
Sebelum pakto 88 sebesar 10%
2.
Setelah pakto 88 sebesar 2%
3.
Pada tahun 1996 sebesar 3%
4.
Sejak tahun 1997 sebesar 5%
Perhitungan
biaya dana berdasarkan metode biaya rata-rata tertimbang dilakukan
berturut-turut :
1.
Menghitung secara keseluruhan masing-masing jumlah dana yang berbiaya sesuai
dengan persentase komposisi sumber dana.
2.
Tingkat bunga efektif :
100
% X tingkat
bunga
100% - RR
3.
Selanjutnya dari hasil perkalian antara persentase komposisi dana dengan bunga
efektif akan diperoleh kontribusi biaya dana bank.
Contoh
Penghitungan COLF :
Pada tahun
1995, Bank ABC dapat menghimpun dana (anggaplah hanya dua dari sumber dana
masyarakat sbb :
Sumber Dana
|
Dana yang dihimpun
(Rp)
|
Tingkat Bunga Kpd Masyarakat
|
RR
|
Giro
|
15 Millyar
|
06 % p.a
|
5 %
|
Tabungan
|
45 Millyar
|
14 % p.a
|
5 %
|
Deposito
|
90 Millyar
|
18 % p.a
|
5%
|
Sumber dana
(1)
|
Jumlah dana
(2)
|
Komposisi dana
(3)
|
Tngkat Bunga
(4)
|
RR
(5)
|
Bunga Efektif
(6)
|
Kontribusi biy. Dana
(7)
|
Giro
|
15.000
|
10%
|
06 %
|
5%
|
6,351 %
|
0,632 %
|
Tabungan
|
45.000
|
30%
|
14%
|
5%
|
14,737 %
|
4,421 %
|
Deposito
|
90.000
|
60%
|
18%
|
5%
|
18, 947 %
|
11,367 %
|
1.
Reserve Requirement (RR) adalah ketentuan bagi setiap bank umum untuk
menyisihkan sebagian dari dana pihak yang berhasil dihimpunnya dalam bentuk
giro wajib minimum berupa rekening giro bank yang bersangkutan pada bank
Indonesia.
2.
Loan to deposit ratio (LDR) adalah rasio antar besarnya seluruh
volume kredit yang dsalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai
sector.
3.
Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) adalah ketentuan tentang
tidak diperbolehkannya suatu untuk memberikan kredit (baik kepada nasabah
tunggal maupun kepada nasabh group) yang besarnya melebihi 20% dari besarnya
modal yang bersangkutan.
Portofolio Investment adalah investasi berupa penannaman
dalam bentuk surat-surat berharga jangka panjang atau surat-surat berharga yang
berlikuiditas tinggi, contoh obligasi.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
melakukan penanaman dana dalam bentuk portofolio investment adalah :
1.
Tingkat bunga (untuk jenis obligasi)
2.
Capital gain yang mungkin bisa diraih (untuk jenis saham)
3.
Kualitas atau keamanan (terutama untuk jenis saham)
4.
Mudah diperjualbelikan
5.
Jangka waktu jatuh tempo
6.
Pajak yang harus dibayar
7.
Diversifikasi (kangan ditanam pada satu jenis portofolio)
8.
Ekspektasi (harapan akan keuntungan di masa mendatang)
4. Fixed Assets adalah penanaman
dalam bentuk aktiva tetap (fixed asset) seperti pembelian tanah, pembangunan
gedung kantor bank, perlatan operasional bank.
Alokasi
dana menurut sifat aktiva adalah pengalokasian dana bank ke dalam bentuk-bentuk
aktiva, baik aktiva yang dapat memberikan hasil (income) maupun aktiva-aktiva
yang tidak memberikan hasil.
Aktiva Produktif (earning assets) adalah semua aktiva dalam rupiah
dan valuta asing yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh Penghasilan
sesuai dengan fungsinya . Komponen
Aktiva Produktif terdiri atas :
1.
Kredit yang diberikan
2.
Penempatan dana pada bank lain (deposito berjangka, call money)
3.
Surat-surat berharga (SBI, SBPU)
4.
Penyertaan modal
penanaman dana dalam aktiva non produktif
Adalah
penanaman dana bank ke dalam aktiva yang tidak memberikan hasil bagi bank. Komponen dana dalam bentuk aktiva tidak
produktif ini terdiri atas:
1.
Alat-alat likuid (kas, giro pada BankIndonesia, Giro pada bank-bank lain,
warkat dalam proses penagihan.
2.
Aktiva tetap dan inventaris (tanah, gedung, computer, ATM, facsimile)
Fund Pool of Approuch Dimana dana
yang diperoleh dari berbagai sumber diperlakukan sebagai dana tunggal, sehingga
sumber dana tidak lagi dibedakan berdasarkan jenis dan sifat sumber dana
selanjutnya dana dilakukan berdasarkan prioritas dan strategi peruahaan.
1.
Perhitungan biaya relatif sederhana
2.
Pengelolaannya tidak kompleks.
1.
Tidak diberikan dasar untuk memperkirakan standar likuiditasnya.
2.
Tidak terdapat pertimbangan terhadap perubahan giro, tabungan, deposito, dan
sumber lainnya.
3.
Mengabaikan likuiditas yang berasal dari portofolio kredit melalui pembayaran
cicilan dana bungan secara terus-menerus.
4.
Memperkecil peranana cadangan sekunder sebagai sumber likuiditas.
5.
Mengabaikan kenyataan mengenai kemampuan bank untuk memperoleh laba dari
operasinya.
6.
Mengabaikan peran interaksi aktive dan pasiva dalam penyediaan likuiditas
secara musiman
Perhitungan
Tingkat Bunga Kredit
Dalam industri perbankan yang sangat
kompetitif penentuan tingkat bunga kredit menjadi suatu alat persaingan yang
sangat strategis. Komponen-komponen yang menentukan tingkat bunga kredit adalah
sbb :
1.
Cost of Loanable Funds
2.
Overhead Cost
3.
Risk factor
4.
Spread
5.
Pajak
Overhead
Cost
Ada beberapa konsep yang dapat
dijadikan pegangan tentang overhead cost tersebut, antara lain :
Overhead
Cost adalah seluruh biaya (di luar biaya dana) yang
dikeluarkan oleh bank dalam menjalankan kegiatannya.
Biaya-biaya yang termasuk dalam
overhead cost ditanggung seluruh jumlah aktiva yang menghasilkan pendapatan
atau total aktiva produktif (total earning assets)
Overhead
Cost = Total Biaya (di Luar Biaya dana ) X 100%
Total
Earning Assets
Dalam
menetapkan besarnya persentase overhead terhadap tingkat lending rate,
tiap-tiap bank memiliki kebijakan sendiri, tergantung kepada tingkat effisiensi
bank yang bersangkutan.
Dihadapkan
pada berbagai kondisi persaingan yang ada, dalam praktek perbankan sehari-hari
para eksekutif menetapkan kebijakan untuk memasang tariff dalam perhitungan
overhead cost antara 2% sampai dengan 4%
Risk
Factor
Risk
Factor adalah komponen dalam penentuan lending rate yang sangat
mempertimbangkan kemungkinan terjadinya kredit bermaslah termasuk kredit macet
Risk Factor = Biaya
Penyisihan Cadangan Penghapusan Kredit X 100%
Total
Kredit Yang Diberikan
Dalam
praktek perbankan sehari-hari, besarnya risk factor tersebut berkisar 1 hingga
2,5% dengan mempertimbangkan :
1.
Jenis kredit yang diberikan
2.
Keyakinan akan terjadi resiko kredit
3.
Volume kredit yang diberikan
4.
Kondisi persaingan yang ada.
Spread.
Biasa disebut juga net margin adalah pendapatan bank yang utama dan akan
menentukan besarnya pendapatan bersih (net income) bank. Penentuan tinggi rendahnya spread tergantung
kepada bagaimana pihak bank menerapkan strategi bank serta target marketnya. Dalam praktek perbankan di Indonesia, eksekutif
bank menetapkan spread sebesar 2% hingga 3% p.a.
Pajak
Pembeban pajak sebagai komponen dari penentuan tingkat bunga kredit (lending
ratio) dapat dibebankan penuh atau sebagian.
Penentuan
Lending Ratio. Dengan memperhitungkan
kelima komponen penting dari lending rate yang diuraikan diatas dengan
menjumlahkan (COLF), Overhead Cost, Risk Factor,
Spread dan
Pajak (Tax). Contoh :
1.
Cost of lending funds = 16.42%
2.
Overhead Cost = 2.50%
3.
Risk Factor = 1.50%
4.
Spread = 3.00%
5.
Pajak 35% = 1,05%
6.
Tingkat bunga kredit = 24,05%
1.
Mengalihkan penekanan likuiditas kepada profitabilitas
2.
Jumlah rata-rata cadangan likuiditas mengalami penurunan sehingga alokasi dana
dapat dialihkan lebih banyak pada penyaluran kredit dan penanaman modal dalam
surat-surat berharga yang memiliki keuntungan lebih tinggi.
1.
Keputusan mengenai jumlah likuiditas dilakukan berdasarkan perkiraan atau
perputaran simpanan.
2.
Bisa terjadi kelebihan likuiditas yang menyebabkan keuntungan menjadi
berkurang.
3.
Portofolio kredit dianggap sama sekali tidak likuid sehingga kredit tidak
dianggap sebagai sumber likuiditas yang potensial.
4.
Keputusan mengenai menajemen aktiva-pasiva dibuat secara independen
Martono,
“Bank dan Lembaga Keuangan Lain”. 2002, Yogyakarta : Ekonisia
http://managing-people-for-improvement.blogspot.com/2013/06/pool-of-funds-approach-allocation-of.html Diakses pada 01 oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar